Saturday, January 26, 2008

Gaul

adymoralist

Ketika engkau menapaki bumi melihat segalanya telah tertata rapi sesuai selera hati. Namun pertumbuhan membuat engkau menatap segalanya dengan ketidak puasan, bukan sesuai kebutuhan dan kecukupan, melaikan keserakahan yang tampa-batas, bahkan diluar alam sadarmu, engkau telah menikmati keserakahan itu.

Engkau tergila-gila dengan pemenuhan nafsumu diluar skat-skat kesederhanaan. Berbagai dalih engkau tentramkan bathinmu untuk dapat menerima keserakahan yang telah engkau selimuti dengan apa yang engkau sebut kebutuhan.

Engkau berguru kepada kegelapan mencari petunjuk kepuasan dan kesempurnaan, engkau menyangka telah menemukan ini dan itu ketika engkau memiliki dan mendapatkan kemudahan dari penguasa gunung ini dan itu. Atau dengan diam-diam engkau juga telah merayu hatimu dengan menamakan semua itu sebagai penasehat spritualmu. Dan engkau akan terus… dan terus… mengejar ketidak-cukupan itu hingga batas keserakahan menghantammu tergelepar diatas ketidak berdayaan

Begitu juga dengan anak-anakmu yang selalu mengkonsumsi product-product mu, yang telah engkau beri label dengan sebutan kemodernan. Walau dilain pihak juga banyak yang mengajak untuk kembali cinta product leluhur. Namun mereka telah terlanjur asik mengumandangkan kemodernan, walau tidak mengerti-benar nilai-nilai kemodernan itu. Yang menyangka kemodernan adalah apa yang telah mereka beli dengan kesombongan dan keangkuhan. Sehingga yang tidak memiliki apa yang mereka anggap modern maka bukan dari golongannya. Dan berlomba-lombalah untuk modern !

Sungguh betapa banyak nilai-nilai modern yang telah kita konsumsi. "Dunia modern sangat menawarkan suatu tata hidup yang merenggangkan hubungan kasih kemanusiaan. Di kota-kota besar, anak-anak diyatimkan oleh orang tua mereka sendiri. Hak waktu mereka untuk bertemu dengan orang tua mereka sangat dikurangi. Hak mereka untuk memperoleh tingkat dan kualitas kasih sayang seperti yang seharusnya diperoleh dan peradaban orang pandai yang modern itu diterlantarkan. Bahkan mereka menjadi jauh tidak saja dari orang tuanya, tapi juga dari dirinya sendiri, dan segala bentuk kasih sayang kebudayaan kemanusiaan yang semestinya terhampar di bumi dan cakrawala mereka. Jarak dari itu semua membuat mereka berada dalam kegelapan di tengah sesuatu yang seolah-olah merupakan cahaya"

Maka jangan heran bila engkau melihat ia tidak berbusana ditengah keramaian. Karna pakaian akhlaknya telah diganti dengan kemodernan. Ternyata bukan itu saja, kadang juga ada yang berpura-pura menjadi binatang buas agar ia tidak tersisihkan dari golongannya atau kadang memakai topeng orang bijak biar ia dianggap suci.


No comments:

RENDRA DALAM MAKNA

Muhammad Ainun Nadjib Rendra yg kami cintai Berpindah rumahnya Dari penglihatan dan pengetahuan Menuju rumah sejati abadi Yg bernama makna, ...