Saturday, December 29, 2007

SAHABAT DAN UMMAT

Emha Ainun Nadjib, 2002

Maiyah ialah: kalau Anda shalat berjamaah di Masjid, pastikah Anda tahu siapa yang shalat berjajar di samping kanan atau kirimi? Tahu siapa namanya? Kira-kira berapa umurnya? Rumahnya di mana? Sudah kawin atau belum? Berapa anaknya? Kerjanya apa? Kaya atau miskin atau sedang-sedang saja? Apakah teman sejamaahmu itu hatinya sedang gembira ataukah sedih? Sedang punya problem atau tidak?
Apakah sebuah jamaah di masjid pernah menyelenggarakan lita'arofuu, berkenalan satu sama lain, sebagaimana Allah meniscayakan segala makhluknya? Pasti Anda dan orang semasjid itu adalah saudara seiman seislam. Anda dengan mereka yasyuddu ba'dhuhum ba'dho. Saling memperkuat satu sama lain. Ibarat satu badan, kalau kaki terjepit, mata yang menangis. Kalau pipi ditampar, hati yang sedih. Apakah memang sudah demikian nilai perhubungan Anda dengan orang-orang yang bareng bersembahyang dengan Anda?
Ataukah Anda tidak pernah kenal mereka kecuali satu dua belaka yang kebetulan pernah berkenalan? Dan Anda tidak tahu apakah teman shalat Anda itu masih punya beras atau tidak di rumahnya, juga Anda tidak punya siapa-siapa di masjid itu untuk mengungkapkan bahwa anak Anda sakit keras sementara istri Anda rewel.
Padahal katanya ummat Islam itu satu badan. Kalau ada satu saja orang kelaparan dan tidak ada sistem hubungan yang memungkinkan ia ditolong oleh lainnya, maka semua ikut berdosa.
Apakah dengan orang-orang yang bareng bersujud itu Anda saling terikat oleh nilai-nilai persaudaraan, logika ukhuwah, kesetiaan moral, kewajiban tolong menolong - ataukah Anda semua ini tiap hari berjamaah shalat tetapi kehidupan nyata Anda berlangsung sendiri-sendiri, individual dan egoistik?
Jangankan lagi peningkatan mutu dari keislaman ke keimanan. Dari kualitas Muslim ke derajat Mu'min. Mu'min, iman, aman..karena Anda satu ummat dan karena Anda mu'min maka segala perilaku dan bicara Anda selalu mengamankan semua yang ada di sekitar Anda. Apakah dalam berdagang Anda mengamankan saudara-saudaramu karena engkau Mu'min? Apakah dalam menjalankan kehidupan sehari-hari Anda menciptakan rasa aman bagi saudara-saudaramu? Apakah parpolmu, kampanyemu, jabatanmu, uangmu, kekuasaanmu, kekuatanmu, akses-aksesmu - membuat saudara-saudaramu aman, ataukah justru mereka merasa terancam?
Kalau Megawati adalah presiden PDIP maka yang non-PDIP merasa tidak aman. Maka Megawati dilarang oleh akal sehat dan moralitas kebangsaan untuk menjadi Presiden PDIP, sebab kewajiban formalnya adalah menjadi Presiden Republik Indonesia. Sehingga ia menjamin keamanan semua pihak di Indonesia, bahkan menjamin keamanan tanah, pohon, angin, air, kalau perlu juga Jin dan hantu-hantu di seantero Indonesia.
Kalau pemimpin engkau ambil dari suatu golongan, maka siapkan dua hal dalam hidupmu: engkau menjadi ancaman, atau engkau berposisi terancam.
Apakah Gus Dur merasa aman atas Amin Rais? Apakah Amin Rais merasa aman atas Gus Dur? Demikian juga pemimpin-pemimpin dan berbagai golongan social dan politik di negeri ini, adakah rasa aman satu sama lain? Bahkan kalau suatu malam Anda naik motor lewat tuwangan atau bulak dan Anda dibegal orang motor dan dompet direbut - jangan membayangkan bahwa pembegalmu itu orang PKI atau orang kafir. Besok malam engkau sebenarnya bisa ketemu dia di pengajian, lusa Jum'atan bareng,, dan nanti kalau dia punya duit juga akan bareng kami naik haji.
Sedangkan dengan tetanggamu yang seiman sebangsa sesuku sekampung saja engkau tidak sungguh-sungguh merasa aman. Jadi tidak rasional kalau engkau mengira bahwa da Ummat Islam yang kalbun-yan yasyuddu ba'dhuhum ba'dho. Yang saling tolong menolong dan melindungi satu sama lain.
Maka untuk tahap sekarang ini, sebelum tercipta dan terbangun "ummat", tentukan dan pastikan dulu siapa "sahabat"mu. Sahabat yang kita saling gembira kalau ada satu yang gembira, saling sedih kalau ada satu yang bersedih. Saling setia, bertanggung jawab, santun dan berkasih sayang.
Mungkin "sahabat"mu itu hanya dua orang, tiga orang, sepuluh orang atau berapapun. Tapi mereka tidak membiarkan anakmu sakit tanpa pengobatan, dan engkau tidak membiarkan keluarga mereka kelaparan dan berduka. Tidak usah membayangkan Maiyah Indonesia Raya dulu, cukup tentukan yang jelas siapa-siapa "sahabat"mu dalam kehidupan yang penuh tekanan dan ancaman ini.
Itulah "Ummat" kecilmu, "ummat" sejatimu. Itulah Indonesia kecilmu, Indonesia sejatimu. Itulah maiyah.



Saturday, December 22, 2007

Makan Minum Dak Tentu

"Slilit Sang Kiai", Emha Ainun Nadjib, 1996

Pulau Madura, pembangunan Madura, pejabat Madura, kiai Madura, bahkan
seksualitas Madura, jarang disebut-sebut oleh media massa kita. Terus terang
saya jadi kurang sreg.

Bukan hanya karena watak budaya Madura termasuk saklek, efektif dan memiliki
kecenderungan 'anti eufimisme' yang tinggi dan itu amat relevan dengan penyakit
kebudayaan kita dewasa ini. Bukan pula sekadar karena berdirinya Nahdlatul Ulama
dan Muhammadiyah dulu, kabarnya, berkat restu kiainya, Hasyim Asyhari dan Ahmad
Dahlan di Sumenep, Madura. Tapi hobi orang Madura untuk mengucapkan 'tidak
tentu' - yang mereka logatkan menjadi dak tentu - yang sungguh membuat saya
jatuh hati.

Dak tentu merupakan perwujudan dari kesadaran terhadap relativitas. Di dalam
praktek, ungkapan tersebut merupakan bentuk kehati-hatian yang tinggi terhadap
berbagai ketidakpastian hidup. Dengan bersikap dak tentu, mereka terjaga
ditengah-tengah dua kutub nilai atau keadaan yang bisa menjebak. Kesadaran dak
tentu membuat mereka tidak terlalu mabuk gembira jika memperoleh rezeki, serta
tidak stress serius kalau ditimpa kemalangan.

Dulu saya kurang percaya kepada hobi dak tentu, sebab yang saya dengar hanya
anekdot-anekdot. Misalnya, kata sahibul kisah, pada zaman orla adalah seorang
penjual ikan di pasar Sumenep. Seorang pejabat melakukan kunjungan incognito
dengan maksud untuk mengecek secara langsung tingkat nasionalisme rakyat Madura.

Pejabat itu bertanya, "He Pak, siapa presiden Indonesia?"

Sambil membungkus bandeng untuk diberikan kepada seorang pembeli, si Madura
menjawab seenaknya, "O, dak tentu, Pak!"

Serasa ditonjok jidat sang pejabat. "Siapa presiden Indonesia" adalah pertanyaan
paling gampang di seluruh Nusantara. Dan jawaban dak tentu sungguh-sungguh harus
diwaspadai.

"Dak tentu bagaimana?" Pak Pejabat mengejar.

"Yaa kadang-kadang Subandrio, kadang-kadang Yusuf Muda Dalam. Pokoknya dak
tentu, Pak!"

"Lho, kok bisa begitu?"

"Lha yang di teve atau gambarnya di koran itu dak tentu!"

Pecah rasa kepala. "Lantas kalau Pak Karno itu siapa?!" Pak Pejabat kita naik
pitam dan membentak.

Tetap dengan tenang pula si Madura menjawab, "Ooo lain, Pak! Itu bukan presiden.
Pak Karno itu rajaaa!"

Alkisah pejabat kita itu marah besar, lantas memanggil pejabat-pejabat pulau
itu, dikumpulkan dan disuruh kor lagu wajib. Itu karena jelas terbukti bahwa
nasionalisme orang Madura amat rendah. Kabarnya para pamong daerah itu ambil
suara bareng. "Saaaa....." Tapi kemudian yang dinyanyikan bukan Satu Nusa Satu
Bangsa, melainkan, "Salatulah salamullaaaah...."

Jadi, presiden dan bunyi lagu wajibpun dak tentu.

Anekdot itu tidak saya setujui karena hendaklah kita jangan saling meremehkan di
antara sesama bangsa. Tapi beberapa waktu yang lalu, legenda dak tentu itu
nongol depan hidung saya.

Alkisah mengobrollah saya dengan seorang ustadz dari Madura. Karena sedang musim
reaktualisasi ajaran Islam, bertanyalah saya perihal teologi pembebasan Islam,
sistem perekonomian Islam, apa benar iblis malah masuk surga dan seterusnya. Si
Ustadz tertawa dan menepis, "Ah, koddok mau nunggang sappi! Untuk apa jauh-jauh
ngurusi soal itu, sedangkan apa hukum makan minum saja kita belum tahu!"

Saya membantah, "Lho! Kan jelas sejak dulu. Makan dan minum itu hukumnya mubah.
Halal Boleh."

Si Madura tertawa lagi. "Ooo, dak tentu, Dik, dak tentu!"

Di samping kaget oleh ide jawaban itu, saya juga terhenyak oleh kata dak tentu.
"Dak tentu bagaimana?" tukas saya, "Hukum kok dak tentu?"

"Ya dak tentu, Dik, Kadang-kadang mubah, kadang-kadang wajib, kadang-kadang
sunah, makruh atau bahkan haram."

"Bisa-bisanya begitu?"

"Dengar, Dik. Kalau makan dan minum sekedar mubah atau halal, berarti manusia
boleh tidak makan dan tidak minum, karena tidak wajib, berarti Adik menghina
Tuhan yang sudah capek-capek bikin badan Adik, berarti Adik tidak memelihara
amanat Tuhan. Adik membunuh titipan Tuhan. Jadi makan minum itu wajib. Kalau
Adik bisa hidup tanpa makan minum, ya hukumnya sunat, karena Adik toh dianjurkan
menikmati rezeki Allah. Lha kalau Adik makan minum dalam jumlah yang melebihi
standar syarat kesehatan tubuh, hukumnya makruh. Apalagi kalau Adik makan minum
secara amat berlebihan baik dalam jumlah maupun 'estetika makanan'-nya, maka
bisa haram hukumnya. Terlebih-lebih lagi kalau Adik makan milik orang lain, itu
haram muakkad. Kalau 'orang lain' itu jumlahnya buuuanyaaak, itu super haram.
Dan tak terbayangkan lagi kalau adik makan jembatan, kayu-kayu hutan,
bukit-bukit, perkebunan, minum minyak, air bendungan - itu namanya duuuuancuk!"

Misuh dia. "Apa hukumnya misuh dan mengumpat?"

"Dak tentu, Dik. Tergantung latar belakang yang mendorongnya. Al Qur'an melarang
manusia mengucapkan kata-kata kasar, kecuali dalam keadaan teraniaya. Jadi kalau
tukang-tukang becak karena dimakan laut, ya silahkan misuh, Insya Allah Tuhan
mendengarnya dangan iba dan rasa kasihan."

"Jadi.... " saya tergagap, "hukum itu dak tentu, ya?"

"Dak tentu, Dik. Hukum itu, kalau kata anak-anak sekolahan, tidak bersifat
parsial-statis, melainkan kontekstual-dinamis. Kalau bahasa Maduranya ya dak
tentu. Mencuri karena dengan niat mencuri dan mencuri karena terpojok mencuri,
lain nilai hukumnya."

"Tapi mengapa hakim di pengadilan tak pernah menanyakan apa yang menyebabkan
terdakwa mencuri, atau setidak-tidaknya sistem hukum formal yang berlaku tidak
menyediakan peluang untuk merunut ke latar historisnya, dekat maupun jauh?"

"Ya terserah dia. Hakim itu biasanya kan sudah akil balik. Sudah besar. Sudah
bisa memilih baik buruk dengan segala risikonya."

"Tapi apakah setiap akil balik, setiap orang dewasa, pasti bisa menentukan dan
memilih di antara baik buruk?"

"Dak tentu, Dik."

Saya bertanya dan bertanya terus. Nikmat benar makanan dak tentu itu...

Friday, December 21, 2007

supaya pencuri hp kapok !

dari blog teman link'aDsiNi

Aku ada tips nich, buat para blogger yang saya hormati,supaya pencuri hp kapok.
Dengerin yaaa......
Setiap hp kan memilikki 15 digit serial number yang unique (IMEI) , yang artinya : tidak mungkin sama dengan hp lainnya. Untuk mencatat nomor , caranya :
Pertama tekan : *#06# (itu kode setiap merk hp/ kartu yang anda gunakan )
Lalu tekan : Tanda panah (Arrow) ok
Selanjutnya, pada layar akan tampil 15 digit kode. catat kode itu dan simpan ditempat yang aman . Jangan disimpan didompet,lebih baik ditinggalkan dirumah atau dimana aja yang kira-kira menurut kamu aman apabila hp kamu dicuri (smoga gak) , calling operator sim hp anda dan beritahukan kode itu. Mereka akan memblocking,sehingga hp tersebut tidak bisa digunakan sama sekali , walaupun kartunya ditukar dengan yang lain coz yang diblocking adalah hpnya dan bukan nomor panggilan hp.Kemungkinan besar hp kamu tidak akan kembali ... namun paling tidak orang jahat merasa kapok . Sehingga kalo semua hp tdk bisa berfungsi,maka dipasar gelap, harganya akan jatuh and diharapkan trend pencurian hp sudah gak mode lagi. Heeeeeheeee

Thursday, December 20, 2007

Untuk Tuhanku

Emha Ainun Nadjib, 1983

Tuhanku
jika tak tulus jiwaku
halangilah segala hasratku untuk pandai
dan mengerti kenyataan ini,
namun jika Kau lihat cukup ketulusanku
anugerahkan setetes ayat Mu
agar menjadi tindakanku.
Tuhanku,
di luar ketulusan hati
bahasa Mu tak kan bisa kupahami,
kami mengembara ke hutan-hutan
dikungkung kesombongan yang tak kami sadari.
Tuhanku,
seribu samudera ilmu Mu
jumlah tak terkira kesanggupan Mu
tidaklah kuimpikan.
cuma tumbuhkan kemampuanku
menjadi setetes air
bergabung di samudera itu.

Tuesday, December 18, 2007

Tuhan Mengajak Berdiskusi

dari buku: Emha Ainun Nadjib "istriku seribu"

[…..tokoh yang ini mengatakan : “saya berpoligami karena menjalankan syariat Islam”, tokoh yang itu yang berseberangan ideologinya menyatakan “bagaimana mungkin orang memeluk suatu agama yang membolehkan poligami dan peperangan”. Yang satu omong “berpoligami lebih bagus dan selamat daripada selingkuh dan melacur”, lainnya bilang “poligami itu melanggar hak asasi kaum perempuan”. Disebelah sana diungkapkan “hak asasi wanita memberinya hak untuk menjadi pelacur ataupun menjadi istri kedua”, si seberangnya terdengar “kalau lelaki punya hak berpoligami, wanita juga punya hak untuk berpoliandri”.

Dan selesai sampai disitu pemahamannya, untuk diulang-ulang tiap hari dalam oborolan di kafe, wawancara di media, makalah dalam diskusi. Demikian diulang-ulang dari tahun ke tahun, dari era ke era. Akal sudah berhenti. Sejarah sudah mandeg, pemikiran sudah pensiun . Tidak ada view sejarah, wacana-wacana sesekali disebut tapi hannya pada kulitnya atau salah satu sisi yang menguntungkan pengutipnya. Tidak dicari landasan hukumnya pada khasanah agama, ideology atau filsafat. Orang dinegriku memperdebatkan masalah-masalah mendasar peradaban dengan takaran yang sama dengan mempertimbangkan akan pergi ke warung soto atau nasi uduk.
Bersamaan dengan itu ada ribuan masalah lain di negriku. Yang kecil-kecil maupun yang besar-besar. Yang terus menerus terjadi dan terus menerus tidak dicari penyelesainnya dengan tuntas dan mendasar.]


"Padahal Tuhan sangat konsern terhadap proses internal individu per-manusia maupun proses eksternal dalam kehidupan sosial".

Tuhan tidak hanya memberi batasan Dan perintah, melainkan menyikapi manusia sebagai makhluk yang sudah dibekali oleh-Nya dengan alat canggih yang namanya akal. Maka dalam banyak hal sesungguhnya tuhan tidak hanya memberi perintah, tetapi mengajak manusia berdiskusi, agar manusia memproses pemikirannya kemudian mengambil keputusan sendiri dengan akalnya.

Kalau dalam pemetaan pernyataan –pernyataan tuhan, Ia hanya memberi dogma sebanyak sekitar 3,5% yang 96,5% adalah diskusi dan demokrasi.

Pada kalimat yang sama dengan radikalisasi ratusan istri menuju empat istri, tuhan memancing kedewasaan akal manusia: “kalau engkau takut akan tidak bisa berbuat adil, maka satu istri saja”.

Itupun kalimat sebelumnya, yang menyebut istri satu dua atau tiga atau empat, dimulai dengan kata “maka”. Artinya pasti ada anak kalimat sebelumnya. Ada latar belakangnya, ada pertimbangan-pertimbangannya, tidak bisa dipotong disitu. Sebagaimana umpamanya diantara kita ada kalimat “makanlah daging anjing ini” tidak bisa berdiri sendiri dan diartikan sebagai hukum pembolehan makan anjing. Sebab kalimat itu diawali oleh keadaan darurat di mana tak ada apapun sama sekali yang bisa dimakan, yang ada hanya beberapa potong daging anjing. Atau sebagaimana kebolehan berwudlu dengan usapan debu atau tayammum, itu tidak berdiri sendiri, melainkan dipersyarati oleh ketidakmungkinan mendapatkan air.

Maka kawin empat itu juga berangkat dari prasyarat-prasyarat sosial yang kita himpun disamping dari yang dipaparkan oleh tuhan dan sejarah, juga kita cari melalui aktivitas akal kita sendiri. Kawin empat, menurut kematangan akal dan rasa kalbu kemanusian, tidak pantas dilakukan atas pertimbangan individu, melainkan kewajiban sosial. Kewajiban adalah sesuatu yang “terpaksa” atau wajib kita lakukan, senang atau tidak senang. Karena masalahnya tidak terletak pada selera, kenikmatan atau kemauan pribadi, melainkan pada kemaslahatan bersama.

Engkau menjadi manusia yang tidak tahu diri kalau Tuhan mengatakan “kalau engkau takut tak bisa berbuat adil…” lantas engkau bersombong menjawab kepada Tuhan: “Aku bisa kok berbuat adil”, kemudian ambil perempuan jadi istri keduamu. Bahkan engkau nyatakan “aku ingin memberi contoh poligami yang baik” – seolah-olah tuhan tidak membekalimu dengan akal dan rasa kalbu kemanusian.

Thursday, December 13, 2007

kadoku buat para blogger

adymoralist

Betapa asiknya melanglang buana dalam dunia blog. Banyak informasi dan cara pandang orang bisa engkau temukan disana. Dan betapa bahagianya mengarungi dunia blog, bisa mengenal banyak teman dan saling tukar pendapat.

Dan disana teramat banyak hal yang bisa engkau dapatkan, yang dapat menggugah jiwa dan cara pandang, ada yang berjiwa patriotis yang selalu kritis dengan ketidak-adilan sosial. Tulisan dan pemikirannya selalu menyejukkan rakyat yang tertindas dengan hawa ketentraman dan kedamaian memberikan mereka solusi dalam mengarungi kebuntuan hidup ini.

Juga ada yang jiwa nasionalisnya membara, tidak pernah tinggal diam siapapun yang menghina dan menyurangi bangsa Indonesia ini, yang terlalu lama dijajah walau dalam kemerdekaan kurang lebih berumur 61 thn ini. Ada juga yang mengungkapkan emosionalnya terhadap kecurangan-kecurangan yang dilakukan Israel terhadap palestina dan Negara lainnya, juga pengaku penegak HAM namun dialah yang telah menginjak-nginjak hak-hak manusia. Juga disana ada yang marah terhadap kemunafikan-kemunafikan yang telah diajarkan sejak bangku SD sehingga ia menyadarinya. Dan teramat banyak hal-hal lain yang bisa kita temukan, baik itu berorientasi nilai postif atau negative.

Namun aku berharap,

Mungkin suatu masa dimana aku kamu mereka, tidak punya banyak waktu untuk bercengkrama dalam dunia blog ini, untuk menulis apapun itu yang terjadi dalam kebenaran yg universal. Dimana ketika kita telah mengemban suatu amanah besar, sehingga tidak punya banyak waktu untuk menulis dan konsen dengan apa yang kita tulis dan kita gores dalam dunia blog ini. Baik hal yang bersangkutan dengan ketidak-adilan, dengan kemunafikan dan kecurangan-kecurangan sosial. Semoga ini semua tidak terulang lagi ditangan dan didalam kehidupan sosial kita

Semoga disa’at ini dan nanti kita dapat mewujudkannya. Disa’at ini dan nanti bukanlah waktu kemunafikan kita. Melainkan masa sekarang adalah jenjang proses, masa kita belajar masa kita menjadi lebih baik kedepan bukan menjadi omong kosong belaka dalam blog dan keseharian kita.

Kumohon kepada mu ya Allah semoga ini tidak menjadi kemunafikan melainkan proses pengembangan jiwa, keteguhan hati didalam mengarungi samudra kehidupan ini.

Semoga.


kadoku buat para blogger dan pembaca budiman

Friday, December 7, 2007

kenapa sih lo ga pernah tau gimana gw?! sakit bgt tau diginiin !!

hello friend btw, sebenarnya soal memahami atau mengerti
antar sesama manusia apapun itu jenis yang perlu dimengerti
dan dipahami. semestinya dimulai dari mana si
:)
apa lo pertama yang kudu ngerti gw atau gw yg mesti mengerti lo
atau keduanya kudu saling pengertian

masalahnya banyak diantara kita yang kurang ingin mengerti
siapa kita mereka aku kamu dan dia
:)

walau aku hanya sekedar ingin posting tulisan yg berwarna pink n hitam itu


adymoralist

Thursday, December 6, 2007

"Happy Birthday"

adymoralist

bagai mawar merekah menyebarkan keharuman
bak mentari pagi menyinari alam jagat raya
itulah kelahiran...

semua yg menyaksikan merasakan kebahagian tiada tara
ibunda yg melahirkan sang buah hati tersenyum memancarkan kebahagian
walau jiwa dan raganya lemah berbaring tak berdaya

9 bulan ibunda berjuang menjaga merawat buah hatinya
tidak makan dan minum sesuka selera hatinya
namun pantangan itu semua dikorbankan demi keselamatan dan kesehatan kita

ternyata semua itu belum cukup
dibesarkan dirawat dididik dan dikenalkan dengan islam agar menjadi manusia seutuhnya

adakah sekuntum keharuman dan seberkas cahaya kebahagian
yang telah kita hadiahkan bagi ibunda dan ayahanda kita tercinta ?!

may Allah bless Our Parent, Amin.

"new year"

adymoralist

Mungkin Engkau masi ingat apa yang Engkau rasakan menjelang detik-detik pergantian tahun. Dan mungkin juga banyak kenangan yang engkau dapatkan diakhir detik pergantian tahun itu.

Ribuan atau bahkan jutaan manusia ikut merayakan pergantiannya. Jauh-jauh hari mereka telah merencanakan agenda ini. Dengan berbondong-bondong memenuhi suatu tempat, kadang juga dengan mengadakan convoy mengelilingi kota.

Begitu juga ketika engkau merayakan hari kelahiranmu, penuh harapan dan doa agar engkau bisa lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. Atau mungkin juga banyak diantara mereka yang kurang mengerti jelas orientasi agenda mereka atau just having fun.

Namun bagiku agenda untuk menyambut pergantian tahun bukanlah hal yang istimewa, kadang aku juga heran dengan event-event menunggu detik-detik tahun baru itu. Kadangku bertanya (se ola-ola yah, biar tetap santai) “apakah kita telah kehabisan agenda untuk menuju perubahan atau mengharapkan pembaharuan dalam jiwa kita ini ?” seolah-olah malam itu adalah malam yang sangat istimewa dalam hidup kita.

Sebenarnya untuk memulai perubahan itu tidak mesti menunggu pergantian tahun, karna perubahan bisa Engkau mulai dalam setiap detik sekalipun. Dalam setiap langkah dalam lima waktu kita selalu merencakan dan memulai agenda perubahan.

Dan impianku setidaknya disana(Indonesiaku)ada Agenda Besar untuk membimbing anak-anak bangsa dalam mengarungi kehidupan ini didalam Kenduri Cinta, begitu juga denganku.


Wednesday, December 5, 2007

* Ada Kunci Dalam Genggamanmu *

by : Zero

Ketika kamu berdiri tuk pijakkan kakimu di muka bumi,
Kamu adalah satu-satunya pemegang dunia
Karena kamu yang akan mengahadapi kehidupanmu
Jangan pernah salahkan pilihanmu tuk gapai apa yang telah kamu pilih,


Tapi belajarlah dari apa yang telah kamu pilih
dan berusahalah tuk jadikan pilihanmu adalah mimpi indahmu
Banyak orang kecewa dengan pilihan hidupnya
Dan tidak sedikit pula manusia yang putus asa dengan apa yang dihadapinya


Tapi kamu,
kamu adalah orang yang hebat yang akan terus bisa berdiri tegak
kamu adalah sosok pejuang yang handal yang akan taklukkan dunia
kamu adalah pelaut yang tak kenal lelah dengan hempasan badai dan ombak


Aku yakin, kamu masih bisa berdiri lagi bersama tegaknya langkahmu
Aku yakin, kamu akan bisa mengambil semua dari apa yang telah terjadi padamu
Aku pun yakin, kamu akan banyak belajar dari semua yang kamu alami


Bumi pun akan selalu berputar pada porosnya
Yang dengan perputarannya itupun tak sedikit akibat yang ditimbulkannya
Terkadang, manusia tidak menyadari apa yang sedang dilakukannya
Karena manusia bergerak, dan ia akan timbulkan beribu masalah, baikkah itu atau tidak
Yang semuanya itu harus ia hadapi dengan tegar dan kuat


Kesempurnaan seseorang bukanlah dari hidup yang tanpa masalah
Tapi bagaimana ia menyikapi dan menyelesaikannya


Dan ingat...
Kunci itu ada dalam genggamanmu
Kamulah yang akan menentukan ruang mana yang akan kamu singgahi
Maka, jangan pernah membohongi dan menyiksa diri sendiri
Karena kebenaran sejati hannyalah milikNya.

Monday, December 3, 2007

“Tolong jangan ribut karna Bunda sedang sakit”

adymoralist

Lisan,
hanya dengan lisan ; emosi, seyum, tawa, tangis itu bisa tercipta.
Bahkan jauh lebih dari itu lisan bisa menampar dan menendangmu langsung ke ulu hati, gitu juga sebaliknya.

Memang terkesan sepele dalam menyampaikan suatu khabar atau pesan, tapi bila tidak berhati-hati tampa kita sadari telah menimbulkan fitnah. Alhamdulillah bila itu masih diluar kesengajaan kita, namun bagaimana bila itu sengaja kita rekayasa( Hmm…, Cuma kamu yg tau dan …)

Sebenarnya kita hanya dimohon untuk jangan ribut dengan alasan Bunda sedang sakit, tapi kenapa pesan ini berubah makna ketika kita menyampaikan kepada teman yang lainnya. Kita hanya diminta untuk tidak ribut bukan berarti tidak boleh menjenguk bukan berarti dilarang datang atau jangan ini dan itu.

Mmm… betapa susahnya menjaga lisan


“Kalau yg sunyi engkau anggap tiada maka bersiaplah terbangun dari tidurmu oleh ledakannya
Kalau yg tidak terlihat oleh pandanganmu engkau tiadakan maka bersiaplah jatuh tertabrak olehnya
Dan kalau yg kecil engkau sepelekan bersiaplah menikmati kekerdilanmu di genggaman kebesarannya. Dst…” *

*Emha Ainun Nadjib


Sunday, December 2, 2007

Dasar Teori Tentang Majnun

Emha Ainun Nadjib

Memang bukan Saridin namanya kalau tidak gila. Dan bukan gilanya Saridin kalau definisinya sama dengan definisi Anda tentang gila. Wong sama saya saja Saridin sering bertengkar soal mana yang gila dan mana yang tidak kok. Padahal saya juga agak gila. Apalagi sama Anda. Anda kan jelas-jelas waras.

Misalnya di jaman Demak bagian akhir-akhir itu saya menyatakan bersyukur bahwa dakwah para Wali semakin produktif. Sunan Ampel yang berfungsi sebagai semacam Ketua MPR, Sunan Kudus sebagai Menko Kesra, Sunan Bonang sebagai Pangab, atau Sunan Kalijaga sebagai Mendikbud, benar-benar menjalankan suatu managemen sejarah dan strategi sosialisasi nilai dengan metoda-metoda yang canggih dan efektif.

Bukan hanya komunitas-komunitas Islam semakin menyebar dan meluas, tapi juga mutu kedalaman orang beribadah semakin menggembirakan. Tapi Saridin menertawakan saya. Dan bagi saya sangat menyakitkan karena tertawanya dilambari aji-aji kedigdayaan batin: begitu suara tertawanya lolos dari terowongan tenggorokan Saridin, pepohonan bergetar-getar, burung-burung beterbangan menjauh, awan-awan dan mega melarikan diri sehingga matahari gemetar tertinggal sendirian di langit.

"Jangan sok kamu Din!" saya berteriak.

Saridin menghentikan tertawanya. Ia menjawab. "Bersyukur ya bersyukur, tapi kalau saya, juga berprihatin. "

"Kenapa?" tanya saya.

"Diantara orang-orang yang beribadah kepada Tuhan itu banyak yang majnun!"

"Gila?"

"Ya, Majnun itu artinya ya gila, Majnun!"

"Majnun gimana?"

"Pengertian kita tentang junun atau kegilaan kayaknya berbeda. Bagi saya gitu itu gila, tapi bagi kamu tidak."

"Gitu itu gimana yang kamu maksud?"

"Orang berdiri khusyuk dan bersedekap. Matanya konsentrasi ke kiblat. Mulutnya mengucapkan hanya kepada-Mu aku menyembah, dan hanya kepada-Mu aku memohon pertolongan. ...", tiba-tiba tertawanya meledak lagi, sehingga tanah yang saya pijak terguncang, padahal tidak demikian. Orang itu tidak hanya kepada Tuhan menyembah. Wong jelas tiap hari dia menyembah para priyayi, para priyagung, para Tumenggung atau Adipati. Minta tolongnya juga kebanyakan tidak kepada Tuhan. Ia lebih banyak tergantung pada atasannya dibanding kepada Tuhan. Meskipun dia tidak menyatakan, tapi terbukti jelas dalam perilaku dia bahwa yang nomor satu bagi hidupnya bukan Tuhan, melainkan penguasa-penguasa lokal dalam hidupnya. Entah penguasa politik, atau penguasa ekonomi. Itu namanya majnun. Tuhan kok dibohongi. Dan caranya membohongi Tuhan dengan kekhusyukan lagi! Kalau otaknya sehat, hal begitu tidak terjadi. Hanya otak gila saja yang memungkinkan hal itu terjadi..... "

Saya melengos. "Ah, kamu ini terlalu idealis. Normal dong kalau manusia punya kelemahan yang demikian. Mana ada manusia yang sempurna. Orang kan boleh berproses. Orang berhak belajar secara bertahap. Pengabdiannya kepada Tuhan diolah dari belum utuh menjadi utuh pada akhirnya. Konsistensi seseorang atas kata-kata yang diucapkannya kan bertahap, tidak bisa langsung seratus persen!"

Kesal betul saya.

Tiba-tiba tertawanya meletus lagi, sehingga saya terjengkang lima depan kebelakang. "Lho, ini masalah simpel. Kalau bilang jagung ya jagung, kalau kedelai ya kedelai. Kalau ya itu ya ya. Kalau tidak itu ya tidak. Gampang saja kan? Kalau seorang Imam terlanjur mengungkapkan statemen kepada Tuhan 'hanya kepada-Mu kami mengabdi dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan' - maka ia harus bertanggung jawab atas kata kami disitu. Artinya, pertama, ia terlanjur berjanji kepada Tuhan. Kedua, ia harus bertanggung jawab kolektif atas seluruh persoalan jamaahnya. Tidak hanya imam dan takwanya, tapi juga segala masalah kesehariannya, sampai soal nasi dan problem-problem sosialnya... .."

Sekarang giliran saya yang tertawa. Saya mendatangi Saridin dan berbisik di telinganya: "Din, jangan terlalu serius dong. Dialognya yang santai saja!"

"Lho!", Saridin terhenyak, "Justru karena ini untuk [buku] humor, maka saya pilihkan tema-tema lawakan. Gimana sih Ente ini. Yang saya omongkan ini kan orang-orang yang melawak kepada Tuhan. Orang-orang yang menyatakan sesuatu tapi tidak sungguh-sungguh. Orang-orang yang ndagel di hadapan Tuhan, karena mungkin dipikirnya Tuhan itu butuh dagelan dan disangkanya para Malaikat bisa tertawa!"

Saya jadi agak takut-takut. "Din, Saridin, kamu jangan begitu ah. Jangan omong yang enggak-enggak. Kalau sama Tuhan yang serius dong!"

"Justru saya sangat serius kepada Tuhan, sehingga saya ceritakan mengenai orang-orang yang melawak dihadapan-Nya! "

"Orang beribadah kok melawak!" saya membantah lagi.

"Lho, gimana sih, " ia menjawab "Orang tiap hari bersembahyang dan mengajukan permintaan kepada Tuhan - 'Ya Allah anugerahilah aku jalan yang lurus!' Dan Tuhan sudah selalu menganugerahkan apa yang orang minta. Orang itu tidak pernah memakainya, tapi tiap hari ia memintanya lagi dan lagi kepada Tuhan. Kalau saya jadi Tuhan, pasti kesel dong...."

"Husysysy!!! " saya membentak.

"Husysy bagaimana!"

"Emangnya kamu Tuhan?"

"Siapa bilang saya Tuhan? Majnun kamu!"

"Emangnya Tuhan bisa kesel?"

"Maha Suci Allah dari kekesalan. Tapi apakah karena Tuhan mustahil kesal maka menjadi alasan hamba-hamba- Nya untuk berbuat semaunya, untuk mendustai Dia, untuk berbuat gila?"

"Wong gitu saja kok gila tho Din!"

"Lho! Orang sudah disuguhi kopi, tidak diminum, lha kok minta kopi lagi, saya suguhi kopi lagi, lagi, lagi, lagi sampai meja penuh sesak oleh gelas-gelas kopi, tapi lantas tidak diminum lagi, tapi dia minta lagi dan minta lagi. Gila namanya kan?"

"Ah ya bukan gila. Itu paling-paling munafik namanya."

"Ya gila dong. Majnun. Orang yang punya logika, tapi berlaku tidak logis, itu penyakit junun namanya. Orang yang tak menggunakan pengertian mengenai konteks, proporsi dan lokasi-lokasi persoalan, itu virus junun yang menyebabkannya. Orang bilang keadilan sosial, tapi kerjanya tiap hari menata ketimpangan, itu majnun. Orang bilang semua perjuangan ini untuk rakyat, padahal prakteknya tidak - itu namanya virus junun, lebih parah dari HIV...."

Akhirnya saya kesal. Saya tinggalkan si Majnun ini!

Quoted from :

Emha Ainun Nadjib, "Demokrasi Tolol Versi Saridin", 1998

Friday, November 30, 2007

kutulis surat cinta ini dengan darah

adymoralist

"bismillaahirrahmaanirrahiim
"

kutulis surat cinta ini dengan darah
(1/12/07, 01:44)

aku yang jauh lebih berlumur dosa daripada engkau wahai sahabatku
datang dengan ketulusan jiwa untuk saling berbagi dan mengerti.
kebaikanmu dan segala apapun yang telah membuatku bahagia
kuucapkan terimakasihh... banyak kepada yang Maha Empunya
agar engkau selalu dilimpahkan rahmatNya

aku yang jauh lebih berlumur dosa daripada engkau wahai sahabatku
mengajak untuk bersama tetap saling memahami dan berterusterang
agar kebaikan kita bukanlah hasrat yang dilahirkan dari kesombongan dan keangkuhan
agar do'a sahabat-sahabat kita terus mengalir dan benar-benar didengar olehNya
agar kita jauh dari irihati dan kemunafikan

namun kenapa engkau kini datang menyapaku dengan senyum-dusta
bersalaman dan berpelukan seakan penuh mesra
seakan engkau menyimak dan bahagia dengan kebersamaan ini

ternyata jauh di balik itu semua

Engkau,
engkau tertawa girang dibelakang kami
engkau telah mengiris hati kami dengan kemunafikan
telah engkau tancapkan paku kebencian didalam hati kami
telah engkau bakar hati kami dengan amarah dan dendam

Namun kami tetap bersyukur... kepadaMu ya Allah
telah engkau tanamkan kesabaran subur dalam hati kami
telah dapat meredam amarah ini menjadi kemesraan,
Terimakasih, terimakasih....banyak kepadaMu ya ALlah

dan kami memohon kepadaMu ya Allah.
agar kebersamaan ini pulih kembali berjalan sesuai dengan Syari'atMu
agar kami dapat berkumpul bersama kembali mengucap asmaMu
berkumpul bersama untuk saling menghapus duka lara

dan kembali kepadaMu dengan iringan do'a-do'a sahabat kami
karna aku juga akan mati.

Monday, November 26, 2007

KEKASIHKU ORANG GILA

Emha Ainun Nadjib

Tadi malam Allah menganugerahi saya rejeki yang luar biasa, yang membuat aliran darah saya menghangat, hati penuh kegembiraan dan kebanggaan, dan seandainya ketika itu saya sakit – saya yakin langsung menjadi sembuh.

Tadi malam Allah menganugerahi saya rejeki yang luar biasa, yang membuat aliran darah saya menghangat, hati penuh kegembiraan dan kebanggaan, dan seandainya ketika itu saya sakit – saya yakin langsung menjadi sembuh.
Di Taman Ismail Marzuki Jakarta setiap orang kenal orang yang mengantarkan rejeki Allah ini. Seorang pemuda berusia sekitar 35 tahun, kumuh, berpenampilan gelandangan, tidur di sembarang tempat di komplek itu, sorot matanya menusuk ke dalam nurani. Setiap orang mengenalnya sebagai orang yang tidak lengkap, agak miring, minimal setiap orang normal cenderung tidak menganggapnya sebagai manusia sesama orang normal.


Dulu tatkala sebulan sekali saya beracara ‘Kenduri Cinta’ di parkiran TIM, beliaunya ini selalu hadir. Di akhir acara selalu menemui saya dan dengan sangat menakutkan ia mencium tangan saya. Saya meletakkannya di tempat yang khusus di lubuk hati saya. Kemudian acara bulanan saya di Jakarta itu tidak menetap lagi di TIM melainkan keliling ke kampung-kampung Jakarta.
Ya Allah, beliau ini tiba-tiba menelpon saya…Saya tidak pernah membayangkan bahwa ia kenal telpon. Tentu ia ternyata tahu wartel juga. Ya Allah, dia bercerita tentang demo di DPR dan situasi mutakhir di Jakarta. Ya Allah aku bangga menerima telpon dari seseorang yang setiap orang tidak menganggapnya sebagai sesama manusia dalam kehidupan yang wajar.


Tentu saja tidak bisa saya berkata begini: “Saya ditelpon oleh Menteri, oleh Presiden, oleh Sekjen PBB, tidak punya perasaan apa-apa dan tidak bangga sedikitpun. Tetapi saya ditelpon oleh beliau ini, ya Allah, hati saya berbinar-binar penuh kegembiraan dan kebanggaan”. Tidak bisa, wong memang tidak ada Menteri yang gila untuk repot-repot menelpon saya. Apalagi Presiden dan Sekjen PBB.


Kalimat seperti itu pernah juga muncul di hati saya ketika saya kenal kekasih gila yang lain. Kalau Anda pergi ke Jogja, jalanlah ke perempatan dekat jembatan rel kereta di sebelah barat kantor Samsat. Sekitar siang atau sore, insyaallah Anda akan berjumpa dengan kekasih Allah: pemuda kurus, hitam, menari-nari, melemparkan wajah penuh kegembiraan, melambaikan tangan kepada siapa saja yang lewat. Adakah orang bisa berpikir bahwa ada orang yang sehat jiwanya menari-nari di perempatan jalan?
Tetapi apakah kekasihku itu benar tidak sehat jiwanya? Apakah ia pernah korupsi? Apakah ia pernah menyakiti hati orang? Apakah ia pernah mencuri, mencopet atau menjambret? Bukankah berjam-jam ia berjoget-joget di jalan dengan penuh suka cita itu sesungguhnya berkata kepada orang-orang yang lewat yang kebetulan punya akal pikiran: “Kenapa engkau cemberut, uring-uringan dan berwajah duka? Kau punya mobil kan? Punya rumah kan? Lihatlah aku, tak punya apa-apa, tak punya rumah, tak punya pekerjaan, tak pernah sekolah, tak tahu apa-apa mengenai negara dan masyarakat, tak mendapat gaji, tidak akan kawin seumur hidup, tak punya harapan dan karier apa-apa di muka bumi ini – tetapi aku selalu bergembira…”


Pada suatu sore di sebuah sanggar beliau muncul dan bersalaman dengan setiap orang yang ada di situ termasuk saya. Pimpinan sanggar bertanya kepadanya: “Kamu salaman-salaman begitu apa tahu dengan siapa kamu salaman?”
Beliau tertawa nyengir, mendekat dan memegang sebelah tangan saya dan menjawab dengan suara kecil lirih lucu: “Cak Nunnn….” -- Ya Allah, bangganya saya dikenal oleh beliau. Siapa yang ngasih tahu dia tentang saya? Koran? Saya sudah beberapa tahun tidak laku di Koran, bahkan Koran lokalpun sudah tidak kenal saya.


Ya Allah, syukur kepadaMu akhir-akhir ini Engkau pertemukan aku dengan kekasih-kekasih sejati. Yang tidak menyalami tanganku dengan kepentingan. Yang tidak cemburu dan

dengki kepadaku. Yang tidak menuduh-nuduh aku atas dasar kabar burung dan obrolan warung. Yang tidak meminta apa-apa dariku, bahkan memberiku ilmu dan hikmah yang tidak aku peroleh dari kaum cerdik pandai, dari para penguasa dan kaum penyebar isyu. Yang tidak mengancamku. Yang tidak mencurigaiku berdasarkan keperluan subyektifnya. Yang tidak menyantet atau menenungku demi melindungi ambisinya. Yang tidak bersaing denganku kecuali dalam mencari ridhallah.


Dulu waktu ulang tahun Kartolo dengan Kiai Kanjeng datang kekasihMu, Ibu-ibu setengah baya, pakai kaos oblong dan rok pendek, beteriak-teriak sehingga Satpam dan Polisi akan mengusirnya. Aku loncat turun dari panggung, kurebut Ibu-ibu ini dari Polisi, saya gandeng naik panggung, duduk di samping kiri saya, saya bisiki dan alhamdulillah ia bersedia duduk manis di situ sampai acara usai lewat tengah malam.
Di Alun-alun Magetan itu, begitu kami naik panggung, Ibu-Ibu tua mendahului berdiri dan berpidato teriak-teriak. Saya datangi, saya nyatakan cinta, saya bimbing duduk di samping saya. Ia patuh manis sampai akhir acara, meskipun berulang kali ia mencubit punggung atau paha saya seakan-akan ia adalah pacar saya yang sebentar lagi saya nikahi.
Berikutnya di Magetan itu datang lelaki muda gagah besar, pakai celana pendek, membawa tali dadung panjang, berjalan sambil menari menyaingi Sardono W.Kusumo, membelah hadirin menuju panggung. Terus ada lagi di belakang hadirin: laki-laki juga, berbaring mengomel dan kayal-kayal seperti bayi – persis seperti nasib rakyat Indonesia.


Dan itu ya Allah, lelaki kurus pucat, pakai hanya celana pendek, langsung masuk ke rumah, bersila, menyembah saya dan berkata: “Lapor! Saya dulu anaknya orang kaya. Saya merantau sekolah di Jogja. Kemudian orang tua saya bangkrut. Saya tidak bisa melanjutkan kuliah. Untuk bisa makan saya akhirnya jualan darah. Tetapi karena darah yang saya keluarkan tidak sebanding dengan makanan yang masuk, maka akhirnya saya gila. Laporan selesai!” – Kemudian ia nylonong pergi.
Yang lain datang dan juga langsung masuk rumah. Bahkan tidur di depan pintu tengah. Saya biarkan berjam-jam, sampai akhirnya saya bertanya: “Kok tidur di sini sih Mas?”. Ia menjawab dengan tegas: “Ini adalah bumi Tuhan, makhluknya bebas tidur di mana saja!”
Menjelang maghrib saya hampiri dia dan saya omong dengan lembut: “Boleh saya menolong Sampeyan untuk saya carikan bumi Tuhan yang lain yang bukan ini?”

Sunday, November 25, 2007

Mari kubisikkan sesuatu tentang adikku

adymoralist

Engkau mungkin tidak percaya dengan kenyataan ini
Dan bahkan sama sekali tidak mau mengerti
Karna menurutmu ini semestinya tidak mungkin terjadi
Tetapi aku mencoba tuk memahamimu karna ini susah untuk di mengerti

Adikku sayang,
Aku tidak mengerti mesti memulai darimana
Karna engkau sendiri tidak menyadari itu bagaimana terjadi
Engkau berjalan didalam kesunyian tuk mencari cahaya
Lika-liku kehidupan engkau lewati dalam kehampaan
Kasih sayang sejati hilang yang semestinya mulai engkau bina
Bunda pun menangis menatapmu dalam kehampaan

7 tahun lamanya bunda kehilangan
Rasa malu terpaksa dipikul oleh keluarga
Kedunguan ini terlihat seakan engkau sengaja dimata mereka
Walau sebenarnya engkau sendiri tidak menyadarinya

Adikku sayang,
Teramat lama engkau berada dalam ketidak pastian
engkau menjalani sesuatu yang mungkin tidak masuk akal
mencintai sesuatu yang tidak engkau mengerti
engkau merintih dalam kesakitan yang lukanya tidak kau pahami
Teramat lama engkau merasa buta dalam kenyataan ini
Teramat lama bunda menanti buah hatinya

Kedunguan itu kini telah engkau publikasikan
Yang engkau sendiri tidak mengerti hakekat kebenarannya
Telah menjadi pemahaman umum oleh teman dan sahabatmu
Dan mereka tidak mengerti bahwa engkau dalam kehampaan

Dan Detik Ini
Ibunda dan Ayahanda bersujud syukur kepada Allah swt
Sa’at itu juga ia merasakan hakekatmu sebagai anak
Saudara, sahabat dan teman-temanmu bertasbih terharu
Karna engkau telah terlepas dari kejahatan makhluk yang terkutuk.

Friday, November 23, 2007

Mari berburu yang sejati

Adymoralist

Membaca orang lain itu mudah, namun merumuskan diri sendiri setengah mati susahnya. orang-orang bisa menerapkan sesuatu yang ideal untuk orang lain, namun kebingungan berhadapan dengan dirinya.” Selengkapnya baca di sini

Ane setuju dengan tulisan yg ade di blog aliflaammim walau gak bisa dipungkiri apa yg kita pahami tentang orang lain belum tentu selamanya benar atau apa yg menurut kita benar tapi tidak menurutnya.

Memang sangat susah untuk merumuskan diri sendiri bahkan kadang ada yang tidak memahami dengan dirinya sendiri. Teramat banyak yang dapat mendefinisikan orang lain baik itu negative atau positif namun hanya berapa gelintir dari sekian banyak yang dapat mendefinisikan diri sendiri.

Dan kadang kita sangat mudah memberi problem solving terhadap permasalahan orang lain walau kita sendiri sedang mengalami banyak masalah.

Namun sangat sulit untuk memecahkan permasalahan pribadi walau kadang kita merasa seakan telah menemukan problem solving-nya atau kita memang benar telah menemukan solusinya namun hanya segelintir dari sekian banyak yang bisa istiqamah atau bisa menerapkannya.

Kalau kata Emha(kira-kira begini) :

Marilah bersama-sama kita berkumpul melingkar belajar memunggungi dunia belajar menomor-duakan dunia supaya tidak diperbudak oleh dunia sehingga terpaksa merusak diri sendiri bahkan Negara.

Marilah berkumpul melingkar belajar memburu dan mencintai sesuatu yg masuk akal untuk diburu dan dicintai

Marilah berkumpul mendendangkan lagu-lagu pilihan yang jelas urusan dunia-akhiratnya yang memambukkan kita kepada asal-muasal dan akhir tujuan hidup kita

Mari berkumpul melingkar menyanyikan syair-syair yang memandu hidup kita yang menghindarkan hidup kita dari kepalsuan dan kesementaraan.

Tembok dan Gelombang


Emha Ainun Nadjib

sekuat - kuat gelombang
harus lebih kuat tembok
karena puncak kekuasaan
adalah ideologi gembok

tembok didirikan sekukuh - kukuhnya
agar gelombang terbentur sia - sia

gelombang direndam
menjadi ombak semilir

gelombang itu alam
tembok itu teknologi
kekuasaan timbul tenggelam
sedang jiwamu abadi

berhentilah memenjaraku
sebab jeruji besi dan sel pengurungku
terletak di dalam dadamu sendiri
tanpa bisa kemanapun kau pindahkan

kalau kau usir
kau pikir kemana aku hendak pergi
sedang lubuk jiwamu itulah alam semestaku
aku berumah di keremangan jiwamu
bilikku tersembunyi di balik kesunyian nuranimu

jadi berhentilah mendirikan tembok - tembok
karena toh aku bukan gumpalan benda yang bisa kau kurung
tak usah pula repot membakar dan memusnahkanku
sebab toh hakekatku memang musnah dan tiada

kau sang aku ini gerak atau semacam gerakan
padahal tak kupunyai apapun yang bisa kugerakkan
dan apabila kau jumpai bayangan gerak
pada yang kau sebut aku
hendaklah jelas bagimu bahwa hanya Tuhan
yang sanggup memantulkan diriNya sendiri

aku membesar - besarkanmu dan kau membesar - besarkanku
kita saling merasa terancam oleh enerji yang mendesak - desak
padahal ia hanyalah air nuranimu sendiri yang menggelombang
dan sebagaimana udara yang berhembus
ia berasal dari ruh uluhiyah kita sendiri

kita saling memandang melalui metoda benda
kita saling bersentuhan lewat tahayul peristiwa - peristiwa
padahal di awal dan akhir nanti akan ternyata
yang kita sangka kita bukanlah kita

engkau bisa menangkap benda
tapi geraknya luput dari kuasamu
engkau bisa menghentikan peristiwa
tetapi arusnya lolos dari cengkeramanmu

engkau bisa membendung air
tapi gelombangnya melompatimu ke masa depan
engkau bisa membuntu udara
tapi tenaganya memergokimu
di tempat yang tak kau duga

jadi sudahlah
untuk apa kau bungkam mulutku
sedangkan yang bersuara adalah mulutku
untuk apa engkau stop langkahku

sedangkan yang berjalan adalah sanubarimu sendiri
sedangkan yang bergema adalah pekikan hatimu sendiri
bergaung melintasi segala angkasa
menembus seluruh langit
mengatasi negara - negara dan propinsi - propinsi
melompati kepulauan, samudera dan benua - benua

maka untuk apa engkau bungkam suaraku
karena toh kesunyian lebih berteriak dibandingkan mulutku
untuk apa kau habiskan tenaga
untuk membangun pagar dan rambu - rambu
sedang setiap menjelang tidur
selalu engkau diseret kembali oleh gelombang itu

1994
DARI KUMPULAN PUISI "DOA MOHON KUTUKAN"

Wednesday, November 21, 2007

bukan, dia bukan manusia

dari blog tetangga : http://sudarmadi.multiply.com/journal

*
sungguh menyesal aku tak dapat membunuhnya. sungguh amat menyesal luka ku belum terobati. tanah kebudayaan leluhur para pemuda rencong telah dinodai dikotori dan dibohongi dengan kekejaman membabibuta

*
tanah para sufi berkumpul saling berbagi budaya. tanah para ulama bertukar pikiran untuk menyebar kesegaran. tanah para pedagang berbagi pengalaman. tanah anak2 bangsa bermain dan belajar dari kehidupan

*
kini kekayaan itu telah dibakar dengan dalih pengamanan masyarakat. kini semua itu hilang tak berbekas dimana mayatnya. semuanya dinodai dengan racun kebencian. sehingga anak2 bangsa tak dapat lagi bermain dan belajar

*
sungguh menyesal, teramat menyesal aku tak dapat membunuhnya. walau dia telah hilang bersembunyi ntah dimana persembuyiannya. kehilangan kekayaan anak2 bangsa tanah rencong masih terasa detik ini. sangat sulit untuk diobati luka yang teramat dalam menusuk hati mereka
*
ingin dan teramat ingin aku membunuhnya, namun sangat sulit bagiku menemukan jasadnya. ingin kutikam dia mewakili semua kehilangan yg telah ia rampas. akan kucabik-cabik raganya hingga semua tahu bahwa keadilan mesti ditegakkan walau aku mesti mengotori tanganku INI

*
walau kusadari teramat hina mengotori tanganku dengan darah haramnya. teramat banyak kekayaan tanah rencong ia telan sehingga menjadi daging. walau kusadari sangat teramat hina mulutku mengumpat dan mencaci kepribadiannya. teramat banyak kebohongan yang ia sampaikan kepada pemuda tanah rencong

*
akan kutikam dia dengan pisau hutan ini. akan kuhunus ia dengan rencong keadilan ini. akan kubunuh dia dengan tulisan jeritan anak2 bangsa ini. akan kucaci dia dengan pena INI

*
tanah rencong tempat kebudayaan para sufi. muara para ulama dari berbagai negara. KINI telah dikotori bahkan sirna dari mata penglihatanku. telah dia bakar dengan dalih yang tak masuk akal

*
wahai langit ku tahu engkau tidak menerima kehadirannya. namun kenapa engkau muntahkan ia keBUMI. bukankah teramat banyak planet yang Allah ciptakan mengelilingi matahari kenapa mesti bumi yang menjadi kotor

*
andai aku masih melihat mayatnya setelah kubunuh maka aku akan membakarnya dan akan kutaburkan di laut selatan yang biru itu dan kuyakin para penguasa laut itu jijik dengan kehadiran abu bangkai itu sehingga abu itu mengendap kedasar lautan dan lenyap dari pandanganku

*
tapi ntah kenapa aku belum merasa puas bila menatap laut biru itu. ingin aku membuangnya jauh dari bumi ini. ingin aku mencari dan membuang abu yang bernama SUDARMADI itu.

CINTA

adymoralist

hari demi hari ku melangkahkan kaki
tuk mencari ketenangan hati
rongga-rongga sukma kutelusuri
tuk menggapai ridha ilahi

namun kini secercah noda telah mengotori jiwaku
sehingga membelenggu kepakan sayap malaikat mendekatiku
dan menyekat kerinduanku tuk berlabuh dipantai kasihMu

kepala, hati, lisan semuanya mengalunkan nada-nada yang sama
walau dawai-dawai cinta telah kuperbaharui
kejenuhan semakin membuat detak jantungku tak menentu
apakah noda-noda yang sama pada dawai-dawai yang berbeda

ya Tuhan, ku berusaha agar cintaku padaMu
tak terkalahkan oleh cintaku pada makhlukMu

dawai cinta belum dapat mengalunkan nada yang merdu
aku hanya bisu menelusuri rongga-rongga kegelapan
lelah letih beriring berkurangnya masa hidupku
aku takut menapaki kegelapan yg berkepanjangan

aku masih ingin untuk memperbaikinya
maka bimbinglah aku mengarungi kehidupan ini

Monday, November 12, 2007

Jiwa sang Revolusioner

adymoralist

Ketika engkau mengelabui sejarah demi kepahlawananmu
Ketika perjuangan para pahlawan engkau sia-siakan
Ketika bumi pertiwi engkau rampas untuk kepentinganmu
Ketika engkau tidak mampu lagi untuk menghormati para pejuang

Dan ketika darah tidak lagi menjadi taruhanmu

Maka ambil…
Ambillah sesukamu isi perut bumi ini
Dan rampaslah seluruh harga diri dan martabat Negara ini
Jangan kau tinggalkan secuil apapun untuk anak cucu bangsamu ini
Jika memang benar begitu kepahlawanan menurutmu

Thursday, November 8, 2007

Puisi yang Sengaja Dibikin Gelap Mengenai Harimau

Emha Ainun Nadjib

Puisi ini oleh penyairnya sengaja agak digelap-gelapkan, dengan alasan yang sangat gampang dipahami: yakni karena temanya adalah harimau, dan harimau itu di era sejarah kapan pun insya Allah selalu menakutkan
Kalau kepergok harimau, manusia selalu bersegera lari dan melingkar-lingkar mencari keselamatan. Maka demikian pulalah puisi ini. Untunglah menurut para Suhu, lari ketika ada musuh adalah jurus kependekaran yang tertinggi
Apalagi penyair puisi ini juga tahu persis bahwa akhir-akhir ini setiap orang diam-diam merasakan dalam kegelapan batinnya bahwa harimau bukan saja menakutkan: lebih dari itu perilakunya sudah sampai pada taraf mengerikan
Terutama karena di zaman kemajuan ini harimau memiliki kecanggihan bukan saja dalam memegang pentungan atau menembakkan senapan, tapi juga piawai mengoperasikan washing machine di mana jutaan gumpalan otak manusia dijejal-jejalkan di dalamnya
Akan tetapi penyair kita ini tetap dengan penuh kesadaran menggelapkan puisi ini, sebab meskipun harimau itu tuli telinganya, tapi matanya sedemikian tajam melebihi ketajaman mata setan yang menginteli kegiatan para malaikat. Dan berkat kekalahan tajamnya mata itulah maka masyarakat setan sekarang kehilangan reputasi, bahkan kehabisan lahan untuk peran-perannya yang kini telah digantikan dan dimonopoli
Penyair kita memohon agar kita membawa pulang puisinya secara diam-diam dan menyembunyikannya di balik jaket, kemudian ia menyarankan agar kita upayakan aroma puisi itu jangan sampai tercium oleh indra hidung harimau yang kepekaannya sudah termasyhur di seantero nusantara. Sebab kalau tidak, jaket dan badan kita akan dirobek-robek oleh kukunya, minimal dilarang untuk kita pakai, kecuali jika kita bersedia menyediakan prosentase saham untuk memperdagangkan aroma itu
Namun dengan semua ini jangan menyangka bahwa penyair itu maupun kita semua merupakan musuh harimau, sebab telah menjadi pengetahuan kita bersama bahwa harimau adalah sahabat kita, yang membuatkan kita jembatan dan memperbaiki jalan, bahwa harimau itu berasal dari kita dan untuk kita, bahwa harimau itu telah manunggal dengan kita semua
Hanya saja — ini penyair kita selalu terbodoh-bodoh untuk bisa mengerti — persahabatan dan permusuhan yang dimaksudkan oleh harimau berbeda dengan yang digagas oleh penyair. Penyair umumnya romantis dan cengeng. Ia memandang persahabatan secara sentimentil dan selalu melebih-lebihkan permusuhan. bagi sang harimau, penyair itu anak kecil yang belum memahami hal-hal yang paling remeh pun dari kehidupan. Sehingga kaau sedikit saja si penyair atau kita semua berpikiran atau apalagi berperilaku tidak sesuai dengan kehendak sang harimau, maka wajib dididik, misalnya dengan cara menempelkan plaster di multunya atau satu tendangan ringan di pantatnya
Memang dulu kita ambil anak harimau itu dari tengah hutan lebat, kita gendong, kita sayang-sayang, kita kasih makan dan minum, kita bikinkan kandang, kita suburkan badannya dan kita panjangkan kuku-kukunya, dengan biaya yang sangat mahal dan kesantunan yangtinggi derajatnya. Tujuan kita adalah agar ia menjaga kita, memelihara ketenteraman hati dan keamanan rumah kita, dari ancaman-ancaman yang misalnya datang dari tetangga, dari masyarakat Jin atau Iblis
Harimau itu bertumbuh menjadi makhluk yang sakti dalam hal pengamanan, serta canggih dalam hal mengatasi ancaman. Sedemikian rupa sehingga ia tidak memiliki pengetahuan lain kecuali yang menyangkut keamanan. Dan karena kemudian ternyata dari tetangga maupun dari masyarakat Jin dan Iblis tidak ada ancaman apa pun yangdatang, maka perlahan-lahan si penyair dan kita semualah yang dianggap merupakan ancaman
Sebabnya adalah bahwa harimau akan kehilangan peran dan lapangan pekerjaan jika tidak ada ancaman, dan akibatnya adalah si penyair dan kita semua yang akhirnya dimasukkan ke dalam kandang


1994

Hati Semesta

emha ainun nadjib

Betapa dahsyat penciptaan hati
Bagai Tuhan itu sendiri
Oleh apa pun tak terwakili:
Ia adalah ia sendiri

Semalam batok kepalaku pecah
Dipukul orang dari belakang
Tatkala bangun di pagi merekah
Hatiku telah memaafkan

Hati bermuatan seribu alam semesta
Dindingnya keremangan
Kalau kau keliru sapa
Ia berlagak jadi batu seonggokan

Kepala negara hingga kuli mengincar
Menjebak dan mencuri hidupmu
Namun betapa ajaib sesudah siuman
Kau percaya lagi

Betapa Tuhan serasa hati ini
Dicacah dilukai berulangkali
Berdarah-darah dan mati beribu kali
Esok terbit jadi matahari


1994

Wednesday, November 7, 2007

hidup itu di hati

Padhangmbulan.com

Manusia hidup di hatinya. Manusia bertempat tinggal di hatinya. Hati adalah sebuah jalan panjang. Manusia menyusurinya, menuju kepuasannya, kesejahteraannya, kebahagiannya, Tuhannya.
Berbagai makhluk menghalanginya, terkadang, atau sering kali, dirinya sendirilah yang merintanginya.
Hati adalah pusat kehendak yang membuat manusia tertawa dan menangis, sedih dan gembira, suka ria atau berputus asa.
Manusia mengembara di hatinya: pikiran membantunya, maka pikiran harus bekerja sekeras-kerasnya, pikiran bisa perlu ber-revolusi, pikiran tak boleh tidur, pikiran harus lebih cepat dari waktu dan cahaya.
Hati tidak selalu mengerti persis apa yang dikehendakinya. Ia hanya bisa berkiblat ke Tuhannya untuk memperoleh kejernihan dan ketepatan itu, tapi pikiran tidak bisa menerangkan apa-apa tentang Tuhannya. Pikiran mengabdi kepada hatinya, hati selalu bertanya kepada Tuhannya. Di hadapan Tuhan, pikiran adalah kegelapan dan kebodohan. Jika pikiran ingin mencapai Tuhannya, ia menyesuaikan diri dengan hukum dimensi hatinya. Jika tidak, pikiran akan menawarkan kerusakan, keterjebakan dan bumerang.
Jika pikiran hanya mampu mempersembahkan benda-benda kepada hatinya, maka hati akan tercampak ke ruang hampa, dan pikiran sendiri memperlebar jarak dari Tuhannya.
Badan akan lebur ke tanah. Pikiran akan lebur di ruang dan waktu. Hati akan lebur di Tuhan.
Jika derajat hati diturunkan ke tanah, jika tingkat pikiran bersibuk dengan bongkahan logam, maka dalam keniscayaan lebur ke Tuhan - mereka akan hanya siap menjadi onggokan kayu, yang tidak terbakar oleh cinta kasih Tuhan, melainkan oleh api.
Jika hati hanya berpedoman kepada badan, maka ia hanya ketakutan oleh batas usia, oleh mati, oleh kemelaratan, oleh ketidakpunyaan. Jika pikiran hanya mengurusi badan, jika pikiran tak kenal ujung ruang maka ia akan rakus kepada alam, akan membusung dengan keangkuhan, kemudian kaget dan kecewa dengan segala yang dihasilkan.
***

Monday, November 5, 2007

MENURUT KAMU AKU GANTENG GAK YA !?

adymoralist

Padahal dah berkali-kali kumeng-upgrade tampilanku yang sedikit urakan ini. ets... jangan beranjak dulu… bukan sok NARSIS atau apalah namanya(ha ha ha) yang penting telusuri dulu OK !, yang ini laen bung :)

Berbagai macam gaya kucoba, dari gaya punk sampai gembelan. Tapi tetap aja kenyamanan dalam penampilan belum kutemukan.

Bahkan kadang-kadang sempat terlintas dalam benakku, penampilan itu hanyalah urutan ke seratus sekian dalam hidupku, karna dia bukanlah hal yang primer melainkan hanyalah sebagai pelengkap dan yang memperindah atau sebut saja secunder. Justru yang perlu dikembangkan dan ditingkatkan adalah muatan isinya bukan hanya casing. dan lebih baik lagi adanya keseimbangan perpaduan antara dhohir dan bathin.

Mmm…, tapi tak jarang hal-hal yang sekunder selalu mengusik ketenangan primer. Buktinya kenyamanan itu juga bisa diperoleh dari penampilan. Bukan berarti tidak sederhana, justru penampilan yang ku maksud tidak glamour.

Mmm… bukan apa-apa…

Bayangkan aja, udah berkali-kali
hypertext markup language(HTML) ku utak-atik, sampai pernah berantakan gak karuan tampilannya. Mau dikatain punk juga bukan, gembel ? malah lebih parah. Script atau dokumen html orang pernah kucoba tapi kenyamanannya juga belum kurasakan.

Sebenarnya aku sedang lupa akan orientasi dan fungsi utama blog ini, tapi tak kupungkiri "penampilan" telah mengajariku tentang pentingnya pengetahuan hypertext markup language(HTML), ya… setidaknya aku mengenal kamu :D

Soal ganteng atau nggaknya blogku, that's all Up to U. lagian kamu juga punya hak untuk memberi comment :D

thanks

Friday, November 2, 2007

kok bisa Jomblo mulu ya

adymoralist

“gw gak abis pikir neehhh… kok bisa jomblo mulu yaaa…”
asik ya denger kalimat ini, apalagi sambil ngerumpi
dan lebih asik lagi ketika ngumpul di organisasi
sambil makan kwaci nonton tv ngebahas cie.. cie.. cie...

sambil bicara tukar pikiran berbagi pengalaman(ni dia yg lebih seru)
kadang yang satu gak mau kalah dengan yang lainnya
seola-ola dia punya stock seribu pengalaman(ha ha ha
)
taunya apa yang dibagi semua itu rekayasa dari komik sinetron atau pengalaman orang lain(bwahahahaha
, dasar pembohong)
tapi gpp yang penting lo dah berbagi, sekurang-kurangnya udah menghibur walau saling mengibuli(tapi jangan lupa diakhir perkumpulan lo kudu minta ma’af
, itu hanya dongeng sebelum tidur, ha ha ha
). Supaya tabungan dosa lo kagak bertambah .

ok kembali ke, ” gw gak abis pikir neehhh… kok bisa jomblo mulu yaaa…”
kacang rebusssssssssss……… murah meriah 2x , kagak tau kapan habisnya :D, buruan !.
gitu juga dengan kisah keluh kesah kita, bukan keluh sih sebenarnya(Cuma sekedar dongeng penghibur hati kaum adam dan hawa, he he he)

U you mungkin bisa ngebayangin,"gimana suasana orang-orang yang lo cintai dan yang termasuk dalam tema pembahasan dongeng sebelum tidur malam mu, bisa jadi disa’at yang sama ataupun berbeda mereka juga membicarakan tentang lo lo pade yang mungkin pilihan hatinya ataupun salah satu diantara U semua(he he he jangan ke GR-an , eps…st jangan munafik ini hasil analisa!, walau belum tentu benar bwahahahaha)

Kalau gitu apa hubungannya dengan kacang rebus ya ??!! ya ya’ ? bodoh ah, lanjut terus.....

Nah permasalahannya, bagi U you atau jg Guwa(kan gak enak kalau U terus Mmm...)yang masih belum punya pilihan-tepat atau yang masih malu-malu kucing atau yang masi’ asik lompat sana lompat sini(U kalee playboy , ah lo tuu yang pemalu , dasar lo yang gak da keputusan pasti plin plan @#$#$%^*&$%^$@$, Diam......................... , he he he , ini Cuma analisa sayang bukan ajang saling menuduh tau…. iigghhhh)

sebenarnya gak usah ngambil pusing soal ini(seola-ola :d) palagi pakai event dijodoh-jodohin dengan cara paksa ha ha ha bukan jamanya(sorry ya' yang merasa , wallahi kgak da maksud apa-apa, gw bingung aja mau ngomong halusnya gimana, namanya ja analisa he he he, ok?! Agree ya?!). nah jadi, kalau U punya hati, ya sampaikan aja, daripada dipendem keburu busuk :d, soal diterima atau kagak, itu urusan belakang, kagak ada perjuangan yang pasti-akan kekalahan dan kemenangannya(kalau itu mah dari dulu gw jg tau, tapi nyali ini ciut rasanya Bung, ha ha ha ha, jangan marah dong Cuma analisa kok )

ok kalau gito baiknya gimana jalan penyelasainnya ? masa analisa kita gak da hasilnya. Ah bodoh ah gw pengen tidur, sama gw jg ngantuk, gw juga, ah gw jg !

Dah... jadikan PR aja dulu besok analisanya diterusin……I-) ,

Thursday, November 1, 2007

Lapangan dada

adymoralist

Sebenarnya aku tidak mengerti apa salahku, maka sampaikanlah
Sebenarnya apa yang egkau cemburui dariku, karna aku nothing
Sebenarnya aku hanyalah pion yang bisa maju tak bisa mundur
Sebenarnya apa maumu dariku ?!

Ketika engkau melihatku merasa risih dan terganggu
Ketika keberadaanku selalu menampar senyumanmu
Ketika kebahagianku menyakiti hatimu
Ketika aku tersenyum maka engkau merencanakan dendam

Maka bunuhlah aku bila itu kebahagianmu
Maka lenyapkanlah namaku dari permukaan bumi ini
Maka sirnakanlah sejarahku dari kehidupan ini
Maka tersenyumlah engkau

Karna aku tidak akan marah kepadamu
Karna kamu bukan musuh bagiku
Karna cintaku hanya kepada pemilikmu
Karna aku telah menyiapkan kelapangan dada seluas lapangan

Segelas juice di pinggir nile


adymoralist

Kamis malam(1/11) dini hari.

Lalu lalang kendaraan yang ikut mewarnai malam
Tawa canda anak muda membahas masa depan
Saling bicara tukar pikiran berbagi rasa
Cengkrama dan tawa genit dua sejoli
Yang menjadi soundtrack kehidupan malam nile

Dan aku masih tetap disini masi tetap ditepi nile
Dengan segelas juice dan kentang goreng
Cukup menemaniku dalam kesunyian
Bulan dan bintang terangi malam kejenuhanku
Seakan alam-semesta merintih menatapku

Aku benar-benar tak bisa untuk terus begini
Harus ada yang kukerjakan agar kehidupanku berjalan wajar
Hidup hanya sekali wahai kawan
Aku tidak mau mati dalam kekosongan
Kejenuhan bukan alasan untuk tidak berbuat

Harus kubungkam atau kukubur dalam-dalam
Supaya aku tetap bahagia didalam gerak
Karna ia adalah keterbukaan dan ketulusan
Bukan kejenuhan yang menyakitkan
Bahkan mematikan, apapun bentuknya

Selamat malam nile, semoga esok kita masih saling berbagi

Wednesday, October 31, 2007

Fall in love and I feel fine

adymoralist

“There's always first time for everything and the first time is best thing”, begitu kata orang.

Dah pacaran putus lagi. pacaran lagi eh malah putus juga :d . Kaleee nasib ya? atau belom cocok n jodoh kaleee(he he he). Padahal gak kebayang gimana ketika first full in love gimana capeknya jiwa dan raga ini menguras pikiran untuk membuat suasana tetap tenang :) supaya terciptanya kesan pertama yang begitu indah, kalau kata orang "langkah awalmu menentukan seribu langkahmu kedepan :d" tapi yang namanya jantung berdetak kagak kenal kompromi seakan genderang perjuangan akan dimulai entah karna senang atau takut salah(kwak kwak kwak, yang jelas entah perasaan apa ketika itu).

Apapun yang terjadi, bawaannya selalu bahagia(ha ha ha) kadang kagak jelas senyum sendirian walau dalam suasana rame sekalipun (maklum yang bilang gak jelas karna gak ikut ngerasakan :d) palagi kalau dengerin lagu dewa albumnya cintailah cinta(ha ha ha) walau terkesan cengeng :d , yang penting tetap enjoy and happy ajah :p . Tapi nyatanya setelah putus, dianalisa ulang memang ada yang cengeng si lagunya dewa, apalagi albumnya sekarang laskar cinta yang gak karuan, kaleee gara-gara broke ama maya. Maya… oh maya kasian tu Kak dani :D, ah kalee kreativitasnya memang dah mati, atau… ah bodoh ah, kok malah ngebahas dewa :D.

Putus !,
Waw... ni dia masa-masa yang gak pernah di rencanakan. Tapi nyatanya dan begitu adanya. So ya mau gimana lagi :d . yang terpenting gimana kita menghadapinya atau menyikapinya :) .

Ya…Setidaknya jangan mengatakan bullshit bagi yang lagee jatuh cinta :D apalagi sampai membongkar aib mantan lo(wah…kagak gentleman banget) tapi kalau U masi emosional :d , Mmmm…. Gw ngerti (he he he, bukan maksud ngeledek).

N teramat sayang, kalau ngeliat berita dimajalah dan di koran atau mungkin teman kita sendiri. kebanyakan remaja kalau dah putus atau ditolak ama cewek pelariannya pasti mabuk atau nyimeng katanya biar gak jadi beban pikiran(he he he) sayang yah !?.
tapi gw yakin. Pasti dia bakal tertawa dan menyesal ketika mengenang masa-masa suram itu pa lagi kalau dia dah berkeluarga :d . Moga generasi selanjutnya kagak begituan lageee :) .

Semoga dah :)

Monday, October 29, 2007

soundtrack perjalanan hidupku

adymoralist

Wuuuhh…
Hari ini entah napa setelah dengar lagu yg dinyanyikan novia kolopaking “sayang padaku / dilema wanita” membuatku rindu dengan syair-syairnya iwan fals dengan puisi atau artikelnya Emha Ainun Nadjib. Pesan social, religi, cinta, ekonomi, sampai dilema atau penderitaan rakyat ku dapatkan disana. Ku diajak bersama untuk mengenal kebenaran sejati. Bukan setelah mencaci dan membonyoki maling malah kita ikut jadi maling. Banyak nilai positif yang bisa kita serap untuk kita implementasikan dalam kehidupan nyata.

Dengan artikel dan juga syair-syair merekalah biasanya aku meluapkan seluruh emotional ketidak adilan yang terjadi dimuka bumi ini, bahkan ketidak adilan jiwa dan ragaku sekalipun(dalam mengarungi amanah hidup ini). Hak-hak mereka kadang kurampas :D

Wuuuhh…
Sejak Smp lirik Iwan Fals sudah menjadi soundtrack perjalanan hidupku :D, begitu juga slank tapi jarang :D, nah kalau emha baru-baru ini :) soale aku jauh tinggal di aceh jadi gak pernah ikutan kyai kanjeng atau padhangmbulan jg kenduri cinta atau memang kaleee aku gaptek ya (bwaha ha ha)

Kadang aku melamun kapan ya seperti mereka (ha ha ha ha)
Senin(29/10) malam kemarin, aku aktifkan YM. Statusnya available. Sesuatu yang sering aku lakukan :P kalau gi males-malesan juga kalau da kepentingan (hitung-hitung , hemat biaya tuk komunikasi jarak jauh).
Dalam obrolan itu da jawaban menarik yang bisa memuaskan lamunanku :D. berikut obrolan singkat dengan koncoku ini, tentunya setelah sedikit ku edit :)

ady Moralist: Zeem
Warga Negara RI Tuhan: paan?
ady Moralist: jadikan Cool padhangmbulan entertainment
Warga Negara RI Tuhan: :))
ady Moralist: rindu ma Emha ni
ady Moralist: :D
ady Moralist: :))
ady Moralist: kpaan ya bisa berguru langsung ama dia
Warga Negara RI Tuhan: seeep
Warga Negara RI Tuhan: emha ada dalm dirimu
ady Moralist: :))
Warga Negara RI Tuhan: gak usah kemana2
Warga Negara RI Tuhan: temukan emha dalam dirimu sendiri
Warga Negara RI Tuhan: :))
Warga Negara RI Tuhan: :))
ady Moralist: susahnya udah nemu so hilang lagi :D
ady Moralist: kagak pernah betah dalam perilakuku nilai2 emhanya :D
Warga Negara RI Tuhan: :))

tidak berapa lama, perutku keroncongan kepala agak pusing kurang darah kaleee atau memang keseringan tidur :D. dengan terpaksa kumeninggalkan komp tuk mencari rezeki tuhan di bumi kinanah ini guna melanjutkan aktivitas kehidupan di dunia nyata :D.


ibunda

Emha Ainun Nadjib


Kalau ibunda membelai rambutmu
Kalau ibunda mengusap keningmu, memijiti kakimu
Nikmatilah dengan syukur dan bathin yang bersujud
Karena sesungguhnya Allah sendiri yang hadir dan maujud

Kalau dari tempat yang jauh engkau kangen kepada ibunda
Kalau dari tempat yang jauh ibunda kangen kepada engkau,
Dendangkanlah nyanyian puji-puji tuk Tuhanmu Karena setiap bunyi
Kerinduan hatimu adalah
Sebaris lagu cinta Allah kepada segala ciptaanNya

Kalau engkau menangis
Ibundamu yang meneteskan airmata
Dan Tuhan yang akan mengusapnya
Kalau engkau bersedih Ibundamu yang kesakitan
Dan Tuhan yang menyiapkan hiburan-hiburan

Menangislah banyak-banyak untuk ibundamu
Dan jangan bikin satu kalipun ibumu menangis karenamu
Kecuali engkau punya keberanian
Untuk membuat Tuhan naik pitam kepada hidupmu
Kalau ibundamu menangis,
Para malaikat menjelma jadi butiran-butiran air matanya
Dan cahaya yang memancar dari airmata ibunda
membuat para malaikat itu silau dan marah kepadamu

Dan kemarahan para malaikat adalah kemarahan suci
sehingga Allah tidak melarang mereka tatkala
menutup pintu sorga bagimu
Ibu kandungmu adalah ibunda kehidupanmu

Jangan sakiti hatinya, karena
Ibundamu akan senantiasa memaafkanmu.
Tetapi setiap permaafan ibundamu atas setiap kesalahanmu
akan digenggam erat-erat oleh para malaikat
untuk mereka usulkan kepada Tuhan
agar dijadikan kayu bakar nerakamu


(Cuplikan Dari Buku Ibu TamparlahMulut anakmu - Sekelumit Catatan Harian Emha Ainun Nadjib)

RENDRA DALAM MAKNA

Muhammad Ainun Nadjib Rendra yg kami cintai Berpindah rumahnya Dari penglihatan dan pengetahuan Menuju rumah sejati abadi Yg bernama makna, ...