Wednesday, November 7, 2007

hidup itu di hati

Padhangmbulan.com

Manusia hidup di hatinya. Manusia bertempat tinggal di hatinya. Hati adalah sebuah jalan panjang. Manusia menyusurinya, menuju kepuasannya, kesejahteraannya, kebahagiannya, Tuhannya.
Berbagai makhluk menghalanginya, terkadang, atau sering kali, dirinya sendirilah yang merintanginya.
Hati adalah pusat kehendak yang membuat manusia tertawa dan menangis, sedih dan gembira, suka ria atau berputus asa.
Manusia mengembara di hatinya: pikiran membantunya, maka pikiran harus bekerja sekeras-kerasnya, pikiran bisa perlu ber-revolusi, pikiran tak boleh tidur, pikiran harus lebih cepat dari waktu dan cahaya.
Hati tidak selalu mengerti persis apa yang dikehendakinya. Ia hanya bisa berkiblat ke Tuhannya untuk memperoleh kejernihan dan ketepatan itu, tapi pikiran tidak bisa menerangkan apa-apa tentang Tuhannya. Pikiran mengabdi kepada hatinya, hati selalu bertanya kepada Tuhannya. Di hadapan Tuhan, pikiran adalah kegelapan dan kebodohan. Jika pikiran ingin mencapai Tuhannya, ia menyesuaikan diri dengan hukum dimensi hatinya. Jika tidak, pikiran akan menawarkan kerusakan, keterjebakan dan bumerang.
Jika pikiran hanya mampu mempersembahkan benda-benda kepada hatinya, maka hati akan tercampak ke ruang hampa, dan pikiran sendiri memperlebar jarak dari Tuhannya.
Badan akan lebur ke tanah. Pikiran akan lebur di ruang dan waktu. Hati akan lebur di Tuhan.
Jika derajat hati diturunkan ke tanah, jika tingkat pikiran bersibuk dengan bongkahan logam, maka dalam keniscayaan lebur ke Tuhan - mereka akan hanya siap menjadi onggokan kayu, yang tidak terbakar oleh cinta kasih Tuhan, melainkan oleh api.
Jika hati hanya berpedoman kepada badan, maka ia hanya ketakutan oleh batas usia, oleh mati, oleh kemelaratan, oleh ketidakpunyaan. Jika pikiran hanya mengurusi badan, jika pikiran tak kenal ujung ruang maka ia akan rakus kepada alam, akan membusung dengan keangkuhan, kemudian kaget dan kecewa dengan segala yang dihasilkan.
***

No comments:

RENDRA DALAM MAKNA

Muhammad Ainun Nadjib Rendra yg kami cintai Berpindah rumahnya Dari penglihatan dan pengetahuan Menuju rumah sejati abadi Yg bernama makna, ...