Sunday, September 30, 2007

Kukejar Pencuri Hingga ke Liang Naga

by : Emha Ainun Nadjib

Kukejar Pencuri Hingga ke Liang Naga

Kalau ada orang mencuri barang saya, saya akan cari pencuri itu sampai ketemu. Sampai ke liang naga pun akan saya kejar. Kemudian kalau ketemu, saya akan minta dia mengembalikan barang saya yang dicurinya itu. Lantas saya tanyakan padanya apakah ia sungguh-sungguh membutuhkan barang itu. Kalau dia bilang ya, saya akan langsung memberikan barang itu kepadanya.
Dengan demikian, dia bukan lagi pencuri. Dia juga bukan hanya tidak berdosa, lebih dari itu ia disapa Allah melalui rizqi tak terduga itu. Juga saya, bukan sekedar tidak kehilangan -- lebih dari itu saya bahagia dan melangkah lebih dekat ke pintu barokah.
Adapun untuk bertemu dan mengalami sesuatu dengan pencuri, tidak perlu pakai kalau.

Berjamaah dengan Langit dan Bumi

Atas segala tumpahan kasih sayangmu kepadaku ya Allah, baik yang berupa rejeki maupun cobaan, kelebihan atau kekurangan, kudendangkan rasa bahagia dan tekadku sebisa-bisa untuk membalas cinta.
Aku sembahyang kepadamu, berjamaah dengan langit dan bumimu, dengan siang dan malammu, dengan matahari yang setia bercahaya dan angin yang berhembus menyejukkan desa-desa.

Cermin Kesesatan

Di dalam proses pengembangan keimanan di padang-padang perburuan rohani hidup yang penuh bahaya, ternyatalah bahwa segala kecurigaan, prasangka maupun ketidakpercayaan orang lain terhadap diriku adalah kaca cermin yang baik untuk memperbaiki kekurangan, menyadari kelemahan, serta menarik kembali tanganku dari arah kesesatan. Dan ini tetap berlaku jikapun cermin itu berada di tangan orang yang lebih sesat dariku.

Meskipun Melupakan Allah

Meskipun melupakan Allah, makan tetap enak. Meskipun meremehkan Allah, bekerja tetap bisa berhasil kaya raya. Meskipun mengkhianati nilai Allah, tetap bisa menjadi orang sukses. Meskipun menyakiti hati Allah, tetap bisa menjadi pejabat besar.
Tetapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi sesudah itu..

Tuhan Menugasi Dirinya

Manusia tidak bisa masuk surga dengan tiket makan, tidur dan berdoa. Ia adalah khalifah. Ia harus bekerja. Ia harus sanggup memformulasikan dataran-dataran pekerjaan mana yang menjadi tugasnya, mana yang menjadi tugas alam, tugas binatang, serta tugas malaikat dan tugas Tuhan sendiri. Allah menugasi dirinya menciptakan rambut keritingmu, dan engkau ditugasi untuk memotongnya pada saat-saat tertentu agar burung-burung tidak menyangka kepalamu adalah sarangnya.

Allah dalam Jiwamu

Kalau Allah tidak engkau hadirkan di dalam jiwamu, siapa dan apa gerangan sesungguhnya yang engkau hadirkan di bumi kehidupan ini? Sedang engkau tak pernah sungguh-sungguh ada, sedang engkau tak pernah mampu mengawali ada-mu dan tak tahu kapan akhir dari yang kau sebut ada-mu itu?

Kalau Kita Yang Merampok

Kalau kita yang merampok, hendaklah kita katakan bahwa sumbernya adalah kejahatan yang bersemayam di dalam jiwa kita.
Namun jika orang lain yang merampok, hendaklah kita katakan bahwa sumbernya adalah kelemahan. Sehingga kita berdoa semoga Allah mengembalikannya dari kelemahan menuju kekuatan.
Karena sesungguhnya hanya manusia yang lemah yang butuh merampok orang lain, hanya orang yang tidak punya kekuatan yang terpaksa mengambil hak orang lain, dan hanya golongan yang jiwanya dipenuhi kekerdilan yang memerlukan kepuasan hidup dengan cara mencuri milik orang lain.

Kami Akan Musnah Dari Bumi

Kalau Allah membebaskan badanku dari pengaruh gravitasi. Kalau Allah membebaskanku untuk menumbuhkan sendiri setiap pohon yang kutanam. Kalau Allah membebaskanku dan semua manusia untuk mengambil keputusan sendiri di antara kami kapan harus turun hujan dan di mana sebaiknya turun hujan. Kalau Allah membebaskanku untuk mengatur lautan sendiri, untuk menentukan akan diapakan hutan dan gunung-gunung. Kalau Allah membebaskanku dan semua manusia untuk mengambil keputusan sendiri mengenai tanah dan langit, mengenai apa yang baik dan yang buruk, mengenai yang mana selamat dan yang mana celaka – maka ya Allah, dalam beberapa hari kami ummat manusia akan musnah dari muka bumi.

Puncak Perolehan adalah Makin Sempitnya Dunia

Banyak kita yang menghabiskan seluruh perhatian dan tenaga hidupnya untuk mengejar dunia, merebut harta, menegakkan kekuasaan serta memperbanyak kesenangan-kesenangan semu.
Karena sikap yang demikian ini, bagi orang yang waspada akalnya - adalah managemen yang tidak tepat dan strategi hidup yang tidak akurat -- maka puncak perolehannya adalah kenyataan bahwa dunia malah menjadi sempit dan hanya menyumbangkan kecemasan bagi ketenteraman hatinya.

Mungkin Kita Perampok

Belum tentu kecil kemungkinan bahwa ternyata kita adalah orang yang merebut hak orang lain, yang merampok milik saudara-saudarannya sendiri sesama manusia -- baik dalam konteks pergaulan bermasyarakat, dalam tata-struktur perekonomian, dalam hak-hak kebudayaan dan eksistensi kemanusiaan, maupun dalam hal-hal yang berkaitan dengan nilai Tuhan dan segala yang akal belum mampu menyentuhnya.

Ilmu Pedang

Pengetahuan barulah tataran terendah dari persyaratan mutu dan aktualitas eksistensi makhluk yang bernama manusia. Tetapi ilmu pun belumlah langit tertinggi dalam kosmos ahsani taqwim. Sebab, ilmu pedang bisa merupakan awal mula dari tertikamnya dada seseorang. Oleh karena itu, di atas ilmu –si penggenggam kebenaran— ada langit lebih tinggi yang bernama hubb atau cinta.

Tidak Percaya Diri

Ke manapun engkau melangkahkan kaki, persiapkan jiwa selapang mungkin, karena di kanan kirimu, di atas bawahmu dan di depan belakangmu, banyak orang yang hidupnya tidak percaya diri, pikirannya tidak percaya diri, hatinya tidak percaya diri, imannya tidak percaya diri, pakaiannya tidak percaya diri, rambutnya tidak percaya diri, makanannya minumannya lagunya serta segala lagak perilakunya : tidak percaya diri.
Kalau ketemu engkau, mereka cemas, sehingga jangan kaget kalau engkau tidak dihargai, karena menghargai diri mereka sendiripun mereka belum mampu. Itulah yang namanya tidak percaya diri.

Stafnya Allah

Semua pekerja di pasar, di ladang dan sawah, di daratan dan laut, yang melaksanakan pekerjaannya di dalam kesadaan peribadatan, rasa syukur dan pertanggungjawaban hidup kepada Allah, mereka semua adalah staf-stafnya Allah yang dilindungi di pelukan cintaNya, disejahterakan dan dijamin ketenteraman hatinya di dunia dan di akhirat.

Tua Tak Tua-tua

Waktu senantiasa mengulangi sumpah cintanya. Waktu senantiasa menanti engkau menjadi tua, syukur engkau sudah menjadi tua sejak masa mudamu. Waktu selalu bertanya, kenapa engkau yang begitu tua tak juga menjadi tua?

Tuhan Tak Punya Waktu

Banyak kita yang berpikiran bahwa karena Tuhan itu Maha Besar maka Beliau tidak punya waktu untuk memperhatikan dan mengurusi masalah-masalah kecil dalam kehidupan manusia yang juga kecil. Maka ketika tangannya bergerak, Tuhan tidak disertakan oleh kesadarannya. Ketika mulutnya berbicara, Tuhan tidak diperhitungkannya. Ketika kakinya melangkah, tidak diketahui olehnya bahwa Tuhan melangkah sangat dekat di sisinya.
Jika untuk menemukan kehadiran Tuhan, kita itu memerlukan teguran yang berupa kegembiraan, semoga Allah menggembirakannya. Dan jika yang dipersyaratkan adalah peringatan yang berupa kesedihan, semoga Allah membuatnya sedih – kemudian meraihnya kembali di dalam kegembiraan bersamaNya.

No comments:

RENDRA DALAM MAKNA

Muhammad Ainun Nadjib Rendra yg kami cintai Berpindah rumahnya Dari penglihatan dan pengetahuan Menuju rumah sejati abadi Yg bernama makna, ...