Friday, November 30, 2007
kutulis surat cinta ini dengan darah
"bismillaahirrahmaanirrahiim"
kutulis surat cinta ini dengan darah (1/12/07, 01:44)
aku yang jauh lebih berlumur dosa daripada engkau wahai sahabatku
datang dengan ketulusan jiwa untuk saling berbagi dan mengerti.
kebaikanmu dan segala apapun yang telah membuatku bahagia
kuucapkan terimakasihh... banyak kepada yang Maha Empunya
agar engkau selalu dilimpahkan rahmatNya
aku yang jauh lebih berlumur dosa daripada engkau wahai sahabatku
mengajak untuk bersama tetap saling memahami dan berterusterang
agar kebaikan kita bukanlah hasrat yang dilahirkan dari kesombongan dan keangkuhan
agar do'a sahabat-sahabat kita terus mengalir dan benar-benar didengar olehNya
agar kita jauh dari irihati dan kemunafikan
namun kenapa engkau kini datang menyapaku dengan senyum-dusta
bersalaman dan berpelukan seakan penuh mesra
seakan engkau menyimak dan bahagia dengan kebersamaan ini
ternyata jauh di balik itu semua
Engkau,
engkau tertawa girang dibelakang kami
engkau telah mengiris hati kami dengan kemunafikan
telah engkau tancapkan paku kebencian didalam hati kami
telah engkau bakar hati kami dengan amarah dan dendam
Namun kami tetap bersyukur... kepadaMu ya Allah
telah engkau tanamkan kesabaran subur dalam hati kami
telah dapat meredam amarah ini menjadi kemesraan,
Terimakasih, terimakasih....banyak kepadaMu ya ALlah
dan kami memohon kepadaMu ya Allah.
agar kebersamaan ini pulih kembali berjalan sesuai dengan Syari'atMu
agar kami dapat berkumpul bersama kembali mengucap asmaMu
berkumpul bersama untuk saling menghapus duka lara
dan kembali kepadaMu dengan iringan do'a-do'a sahabat kami
karna aku juga akan mati.
Monday, November 26, 2007
KEKASIHKU ORANG GILA
Tadi malam Allah menganugerahi saya rejeki yang luar biasa, yang membuat aliran darah saya menghangat, hati penuh kegembiraan dan kebanggaan, dan seandainya ketika itu saya sakit – saya yakin langsung menjadi sembuh.
Di Taman Ismail Marzuki Jakarta setiap orang kenal orang yang mengantarkan rejeki Allah ini. Seorang pemuda berusia sekitar 35 tahun, kumuh, berpenampilan gelandangan, tidur di sembarang tempat di komplek itu, sorot matanya menusuk ke dalam nurani. Setiap orang mengenalnya sebagai orang yang tidak lengkap, agak miring, minimal setiap orang normal cenderung tidak menganggapnya sebagai manusia sesama orang normal.
Dulu tatkala sebulan sekali saya beracara ‘Kenduri Cinta’ di parkiran TIM, beliaunya ini selalu hadir. Di akhir acara selalu menemui saya dan dengan sangat menakutkan ia mencium tangan saya. Saya meletakkannya di tempat yang khusus di lubuk hati saya. Kemudian acara bulanan saya di
Ya Allah, beliau ini tiba-tiba menelpon saya…Saya tidak pernah membayangkan bahwa ia kenal telpon. Tentu ia ternyata tahu wartel juga. Ya Allah, dia bercerita tentang demo di DPR dan situasi mutakhir di
Tentu saja tidak bisa saya berkata begini: “Saya ditelpon oleh Menteri, oleh Presiden, oleh Sekjen PBB, tidak punya perasaan apa-apa dan tidak bangga sedikitpun. Tetapi saya ditelpon oleh beliau ini, ya Allah, hati saya berbinar-binar penuh kegembiraan dan kebanggaan”. Tidak bisa, wong memang tidak ada Menteri yang gila untuk repot-repot menelpon saya. Apalagi Presiden dan Sekjen PBB.
Kalimat seperti itu pernah juga muncul di hati saya ketika saya kenal kekasih gila yang lain. Kalau Anda pergi ke Jogja, jalanlah ke perempatan dekat jembatan rel kereta di sebelah barat kantor Samsat. Sekitar siang atau sore, insyaallah Anda akan berjumpa dengan kekasih Allah: pemuda kurus, hitam, menari-nari, melemparkan wajah penuh kegembiraan, melambaikan tangan kepada siapa saja yang lewat. Adakah orang bisa berpikir bahwa ada orang yang sehat jiwanya menari-nari di perempatan jalan?
Tetapi apakah kekasihku itu benar tidak sehat jiwanya? Apakah ia pernah korupsi? Apakah ia pernah menyakiti hati orang? Apakah ia pernah mencuri, mencopet atau menjambret? Bukankah berjam-jam ia berjoget-joget di jalan dengan penuh suka cita itu sesungguhnya berkata kepada orang-orang yang lewat yang kebetulan punya akal pikiran: “Kenapa engkau cemberut, uring-uringan dan berwajah duka? Kau punya mobil
Pada suatu sore di sebuah sanggar beliau muncul dan bersalaman dengan setiap orang yang ada di situ termasuk saya. Pimpinan sanggar bertanya kepadanya: “Kamu salaman-salaman begitu apa tahu dengan siapa kamu salaman?”
Beliau tertawa nyengir, mendekat dan memegang sebelah tangan saya dan menjawab dengan suara kecil lirih lucu: “Cak Nunnn….” -- Ya Allah, bangganya saya dikenal oleh beliau. Siapa yang ngasih tahu dia tentang saya? Koran? Saya sudah beberapa tahun tidak laku di Koran, bahkan Koran lokalpun sudah tidak kenal saya.
Ya Allah, syukur kepadaMu akhir-akhir ini Engkau pertemukan aku dengan kekasih-kekasih sejati. Yang tidak menyalami tanganku dengan kepentingan. Yang tidak cemburu dan
dengki kepadaku. Yang tidak menuduh-nuduh aku atas dasar kabar burung dan obrolan warung. Yang tidak meminta apa-apa dariku, bahkan memberiku ilmu dan hikmah yang tidak aku peroleh dari kaum cerdik pandai, dari para penguasa dan kaum penyebar isyu. Yang tidak mengancamku. Yang tidak mencurigaiku berdasarkan keperluan subyektifnya. Yang tidak menyantet atau menenungku demi melindungi ambisinya. Yang tidak bersaing denganku kecuali dalam mencari ridhallah.
Dulu waktu ulang tahun Kartolo dengan Kiai Kanjeng datang kekasihMu, Ibu-ibu setengah baya, pakai kaos oblong dan rok pendek, beteriak-teriak sehingga Satpam dan Polisi akan mengusirnya. Aku loncat turun dari panggung, kurebut Ibu-ibu ini dari Polisi, saya gandeng naik panggung, duduk di samping kiri saya, saya bisiki dan alhamdulillah ia bersedia duduk manis di situ sampai acara usai lewat tengah malam.
Di Alun-alun Magetan itu, begitu kami naik panggung, Ibu-Ibu tua mendahului berdiri dan berpidato teriak-teriak. Saya datangi, saya nyatakan cinta, saya bimbing duduk di samping saya. Ia patuh manis sampai akhir acara, meskipun berulang kali ia mencubit punggung atau paha saya seakan-akan ia adalah pacar saya yang sebentar lagi saya nikahi.
Berikutnya di Magetan itu datang lelaki muda gagah besar, pakai celana pendek, membawa tali dadung panjang, berjalan sambil menari menyaingi Sardono W.Kusumo, membelah hadirin menuju panggung. Terus ada lagi di belakang hadirin: laki-laki juga, berbaring mengomel dan kayal-kayal seperti bayi – persis seperti nasib rakyat
Dan itu ya Allah, lelaki kurus pucat, pakai hanya celana pendek, langsung masuk ke rumah, bersila, menyembah saya dan berkata: “Lapor! Saya dulu anaknya orang kaya. Saya merantau sekolah di Jogja. Kemudian orang tua saya bangkrut. Saya tidak bisa melanjutkan kuliah. Untuk bisa makan saya akhirnya jualan darah. Tetapi karena darah yang saya keluarkan tidak sebanding dengan makanan yang masuk, maka akhirnya saya gila. Laporan selesai!” – Kemudian ia nylonong pergi.
Yang lain datang dan juga langsung masuk rumah. Bahkan tidur di depan pintu tengah. Saya biarkan berjam-jam, sampai akhirnya saya bertanya: “Kok tidur di sini sih Mas?”. Ia menjawab dengan tegas: “Ini adalah bumi Tuhan, makhluknya bebas tidur di mana saja!”
Menjelang maghrib saya hampiri dia dan saya omong dengan lembut: “Boleh saya menolong Sampeyan untuk saya carikan bumi Tuhan yang lain yang bukan ini?”
Sunday, November 25, 2007
Mari kubisikkan sesuatu tentang adikku
adymoralist
Dan bahkan sama sekali tidak mau mengerti
Karna menurutmu ini semestinya tidak mungkin terjadi
Tetapi aku mencoba tuk memahamimu karna ini susah untuk di mengerti
Aku tidak mengerti mesti memulai darimana
Karna engkau sendiri tidak menyadari itu bagaimana terjadi
Engkau berjalan didalam kesunyian tuk mencari cahaya
Lika-liku kehidupan engkau lewati dalam kehampaan
Kasih sayang sejati hilang yang semestinya mulai engkau bina
Bunda pun menangis menatapmu dalam kehampaan
Rasa malu terpaksa dipikul oleh keluarga
Kedunguan ini terlihat seakan engkau sengaja dimata mereka
Walau sebenarnya engkau sendiri tidak menyadarinya
Teramat lama engkau berada dalam ketidak pastian
engkau menjalani sesuatu yang mungkin tidak masuk akal
mencintai sesuatu yang tidak engkau mengerti
engkau merintih dalam kesakitan yang lukanya tidak kau pahami
Teramat lama engkau merasa buta dalam kenyataan ini
Teramat lama bunda menanti buah hatinya
Yang engkau sendiri tidak mengerti hakekat kebenarannya
Telah menjadi pemahaman umum oleh teman dan sahabatmu
Dan mereka tidak mengerti bahwa engkau dalam kehampaan
Ibunda dan Ayahanda bersujud syukur kepada Allah swt
Sa’at itu juga ia merasakan hakekatmu sebagai anak
Saudara, sahabat dan teman-temanmu bertasbih terharu
Karna engkau telah terlepas dari kejahatan makhluk yang terkutuk.
Friday, November 23, 2007
Mari berburu yang sejati
Adymoralist
“Membaca orang lain itu mudah, namun merumuskan diri sendiri setengah mati susahnya. orang-orang bisa menerapkan sesuatu yang ideal untuk orang lain, namun kebingungan berhadapan dengan dirinya.” Selengkapnya baca di sini
Marilah berkumpul melingkar belajar memburu dan mencintai sesuatu yg masuk akal untuk diburu dan dicintai
Tembok dan Gelombang
Emha Ainun Nadjib
sekuat - kuat gelombang
harus lebih kuat tembok
karena puncak kekuasaan
adalah ideologi gembok
tembok didirikan sekukuh - kukuhnya
agar gelombang terbentur sia - sia
gelombang direndam
menjadi ombak semilir
gelombang itu alam
tembok itu teknologi
kekuasaan timbul tenggelam
sedang jiwamu abadi
berhentilah memenjaraku
sebab jeruji besi dan sel pengurungku
terletak di dalam dadamu sendiri
tanpa bisa kemanapun kau pindahkan
kalau kau usir
kau pikir kemana aku hendak pergi
sedang lubuk jiwamu itulah alam semestaku
aku berumah di keremangan jiwamu
bilikku tersembunyi di balik kesunyian nuranimu
jadi berhentilah mendirikan tembok - tembok
karena toh aku bukan gumpalan benda yang bisa kau kurung
tak usah pula repot membakar dan memusnahkanku
sebab toh hakekatku memang musnah dan tiada
kau sang aku ini gerak atau semacam gerakan
padahal tak kupunyai apapun yang bisa kugerakkan
dan apabila kau jumpai bayangan gerak
pada yang kau sebut aku
hendaklah jelas bagimu bahwa hanya Tuhan
yang sanggup memantulkan diriNya sendiri
aku membesar - besarkanmu dan kau membesar - besarkanku
kita saling merasa terancam oleh enerji yang mendesak - desak
padahal ia hanyalah air nuranimu sendiri yang menggelombang
dan sebagaimana udara yang berhembus
ia berasal dari ruh uluhiyah kita sendiri
kita saling memandang melalui metoda benda
kita saling bersentuhan lewat tahayul peristiwa - peristiwa
padahal di awal dan akhir nanti akan ternyata
yang kita sangka kita bukanlah kita
engkau bisa menangkap benda
tapi geraknya luput dari kuasamu
engkau bisa menghentikan peristiwa
tetapi arusnya lolos dari cengkeramanmu
engkau bisa membendung air
tapi gelombangnya melompatimu ke masa depan
engkau bisa membuntu udara
tapi tenaganya memergokimu
di tempat yang tak kau duga
jadi sudahlah
untuk apa kau bungkam mulutku
sedangkan yang bersuara adalah mulutku
untuk apa engkau stop langkahku
sedangkan yang berjalan adalah sanubarimu sendiri
sedangkan yang bergema adalah pekikan hatimu sendiri
bergaung melintasi segala angkasa
menembus seluruh langit
mengatasi negara - negara dan propinsi - propinsi
melompati kepulauan, samudera dan benua - benua
maka untuk apa engkau bungkam suaraku
karena toh kesunyian lebih berteriak dibandingkan mulutku
untuk apa kau habiskan tenaga
untuk membangun pagar dan rambu - rambu
sedang setiap menjelang tidur
selalu engkau diseret kembali oleh gelombang itu
1994
DARI KUMPULAN PUISI "DOA MOHON KUTUKAN"
Wednesday, November 21, 2007
bukan, dia bukan manusia
*
sungguh menyesal aku tak dapat membunuhnya. sungguh amat menyesal luka ku belum terobati. tanah kebudayaan leluhur para pemuda rencong telah dinodai dikotori dan dibohongi dengan kekejaman membabibuta
*
tanah para sufi berkumpul saling berbagi budaya. tanah para ulama bertukar pikiran untuk menyebar kesegaran. tanah para pedagang berbagi pengalaman. tanah anak2 bangsa bermain dan belajar dari kehidupan
*
kini kekayaan itu telah dibakar dengan dalih pengamanan masyarakat. kini semua itu hilang tak berbekas dimana mayatnya. semuanya dinodai dengan racun kebencian. sehingga anak2 bangsa tak dapat lagi bermain dan belajar
*
sungguh menyesal, teramat menyesal aku tak dapat membunuhnya. walau dia telah hilang bersembunyi ntah dimana persembuyiannya. kehilangan kekayaan anak2 bangsa tanah rencong masih terasa detik ini. sangat sulit untuk diobati luka yang teramat dalam menusuk hati mereka
*
ingin dan teramat ingin aku membunuhnya, namun sangat sulit bagiku menemukan jasadnya. ingin kutikam dia mewakili semua kehilangan yg telah ia rampas. akan kucabik-cabik raganya hingga semua tahu bahwa keadilan mesti ditegakkan walau aku mesti mengotori tanganku INI
*
walau kusadari teramat hina mengotori tanganku dengan darah haramnya. teramat banyak kekayaan tanah rencong ia telan sehingga menjadi daging. walau kusadari sangat teramat hina mulutku mengumpat dan mencaci kepribadiannya. teramat banyak kebohongan yang ia sampaikan kepada pemuda tanah rencong
*
akan kutikam dia dengan pisau hutan ini. akan kuhunus ia dengan rencong keadilan ini. akan kubunuh dia dengan tulisan jeritan anak2 bangsa ini. akan kucaci dia dengan pena INI
*
tanah rencong tempat kebudayaan para sufi. muara para ulama dari berbagai negara. KINI telah dikotori bahkan sirna dari mata penglihatanku. telah dia bakar dengan dalih yang tak masuk akal
*
wahai langit ku tahu engkau tidak menerima kehadirannya. namun kenapa engkau muntahkan ia keBUMI. bukankah teramat banyak planet yang Allah ciptakan mengelilingi matahari kenapa mesti bumi yang menjadi kotor
*
andai aku masih melihat mayatnya setelah kubunuh maka aku akan membakarnya dan akan kutaburkan di laut selatan yang biru itu dan kuyakin para penguasa laut itu jijik dengan kehadiran abu bangkai itu sehingga abu itu mengendap kedasar lautan dan lenyap dari pandanganku
*
tapi ntah kenapa aku belum merasa puas bila menatap laut biru itu. ingin aku membuangnya jauh dari bumi ini. ingin aku mencari dan membuang abu yang bernama SUDARMADI itu.
CINTA
hari demi hari ku melangkahkan kaki
tuk mencari ketenangan hati
rongga-rongga sukma kutelusuri
tuk menggapai ridha ilahi
namun kini secercah noda telah mengotori jiwaku
sehingga membelenggu kepakan sayap malaikat mendekatiku
dan menyekat kerinduanku tuk berlabuh dipantai kasihMu
kepala, hati, lisan semuanya mengalunkan nada-nada yang sama
walau dawai-dawai cinta telah kuperbaharui
kejenuhan semakin membuat detak jantungku tak menentu
apakah noda-noda yang sama pada dawai-dawai yang berbeda
ya Tuhan, ku berusaha agar cintaku padaMu
tak terkalahkan oleh cintaku pada makhlukMu
dawai cinta belum dapat mengalunkan nada yang merdu
aku hanya bisu menelusuri rongga-rongga kegelapan
lelah letih beriring berkurangnya masa hidupku
aku takut menapaki kegelapan yg berkepanjangan
aku masih ingin untuk memperbaikinya
maka bimbinglah aku mengarungi kehidupan ini
Monday, November 12, 2007
Jiwa sang Revolusioner
Ketika perjuangan para pahlawan engkau sia-siakan
Ketika bumi pertiwi engkau rampas untuk kepentinganmu
Ketika engkau tidak mampu lagi untuk menghormati para pejuang
Dan ketika darah tidak lagi menjadi taruhanmu
Ambillah sesukamu isi perut bumi ini
Dan rampaslah seluruh harga diri dan martabat Negara ini
Jangan kau tinggalkan secuil apapun untuk anak cucu bangsamu ini
Jika memang benar begitu kepahlawanan menurutmu
Thursday, November 8, 2007
Puisi yang Sengaja Dibikin Gelap Mengenai Harimau
Puisi ini oleh penyairnya sengaja agak digelap-gelapkan, dengan alasan yang sangat gampang dipahami: yakni karena temanya adalah harimau, dan harimau itu di era sejarah kapan pun insya Allah selalu menakutkan
Kalau kepergok harimau, manusia selalu bersegera lari dan melingkar-lingkar mencari keselamatan. Maka demikian pulalah puisi ini. Untunglah menurut para Suhu, lari ketika ada musuh adalah jurus kependekaran yang tertinggi
Apalagi penyair puisi ini juga tahu persis bahwa akhir-akhir ini setiap orang diam-diam merasakan dalam kegelapan batinnya bahwa harimau bukan saja menakutkan: lebih dari itu perilakunya sudah sampai pada taraf mengerikan
Terutama karena di zaman kemajuan ini harimau memiliki kecanggihan bukan saja dalam memegang pentungan atau menembakkan senapan, tapi juga piawai mengoperasikan washing machine di mana jutaan gumpalan otak manusia dijejal-jejalkan di dalamnya
Akan tetapi penyair kita ini tetap dengan penuh kesadaran menggelapkan puisi ini, sebab meskipun harimau itu tuli telinganya, tapi matanya sedemikian tajam melebihi ketajaman mata setan yang menginteli kegiatan para malaikat. Dan berkat kekalahan tajamnya mata itulah maka masyarakat setan sekarang kehilangan reputasi, bahkan kehabisan lahan untuk peran-perannya yang kini telah digantikan dan dimonopoli
Penyair kita memohon agar kita membawa pulang puisinya secara diam-diam dan menyembunyikannya di balik jaket, kemudian ia menyarankan agar kita upayakan aroma puisi itu jangan sampai tercium oleh indra hidung harimau yang kepekaannya sudah termasyhur di seantero nusantara. Sebab kalau tidak, jaket dan badan kita akan dirobek-robek oleh kukunya, minimal dilarang untuk kita pakai, kecuali jika kita bersedia menyediakan prosentase saham untuk memperdagangkan aroma itu
Namun dengan semua ini jangan menyangka bahwa penyair itu maupun kita semua merupakan musuh harimau, sebab telah menjadi pengetahuan kita bersama bahwa harimau adalah sahabat kita, yang membuatkan kita jembatan dan memperbaiki jalan, bahwa harimau itu berasal dari kita dan untuk kita, bahwa harimau itu telah manunggal dengan kita semua
Hanya saja — ini penyair kita selalu terbodoh-bodoh untuk bisa mengerti — persahabatan dan permusuhan yang dimaksudkan oleh harimau berbeda dengan yang digagas oleh penyair. Penyair umumnya romantis dan cengeng. Ia memandang persahabatan secara sentimentil dan selalu melebih-lebihkan permusuhan. bagi sang harimau, penyair itu anak kecil yang belum memahami hal-hal yang paling remeh pun dari kehidupan. Sehingga kaau sedikit saja si penyair atau kita semua berpikiran atau apalagi berperilaku tidak sesuai dengan kehendak sang harimau, maka wajib dididik, misalnya dengan cara menempelkan plaster di multunya atau satu tendangan ringan di pantatnya
Memang dulu kita ambil anak harimau itu dari tengah hutan lebat, kita gendong, kita sayang-sayang, kita kasih makan dan minum, kita bikinkan kandang, kita suburkan badannya dan kita panjangkan kuku-kukunya, dengan biaya yang sangat mahal dan kesantunan yangtinggi derajatnya. Tujuan kita adalah agar ia menjaga kita, memelihara ketenteraman hati dan keamanan rumah kita, dari ancaman-ancaman yang misalnya datang dari tetangga, dari masyarakat Jin atau Iblis
Harimau itu bertumbuh menjadi makhluk yang sakti dalam hal pengamanan, serta canggih dalam hal mengatasi ancaman. Sedemikian rupa sehingga ia tidak memiliki pengetahuan lain kecuali yang menyangkut keamanan. Dan karena kemudian ternyata dari tetangga maupun dari masyarakat Jin dan Iblis tidak ada ancaman apa pun yangdatang, maka perlahan-lahan si penyair dan kita semualah yang dianggap merupakan ancaman
Sebabnya adalah bahwa harimau akan kehilangan peran dan lapangan pekerjaan jika tidak ada ancaman, dan akibatnya adalah si penyair dan kita semua yang akhirnya dimasukkan ke dalam kandang
1994
Hati Semesta
Bagai Tuhan itu sendiri
Oleh apa pun tak terwakili:
Ia adalah ia sendiri
Semalam batok kepalaku pecah
Dipukul orang dari belakang
Tatkala bangun di pagi merekah
Hatiku telah memaafkan
Hati bermuatan seribu alam semesta
Dindingnya keremangan
Kalau kau keliru sapa
Ia berlagak jadi batu seonggokan
Kepala negara hingga kuli mengincar
Menjebak dan mencuri hidupmu
Namun betapa ajaib sesudah siuman
Kau percaya lagi
Betapa Tuhan serasa hati ini
Dicacah dilukai berulangkali
Berdarah-darah dan mati beribu kali
Esok terbit jadi matahari
1994
Wednesday, November 7, 2007
hidup itu di hati
Manusia hidup di hatinya. Manusia bertempat tinggal di hatinya. Hati adalah sebuah jalan panjang. Manusia menyusurinya, menuju kepuasannya, kesejahteraannya, kebahagiannya, Tuhannya.
Berbagai makhluk menghalanginya, terkadang, atau sering kali, dirinya sendirilah yang merintanginya.
Hati adalah pusat kehendak yang membuat manusia tertawa dan menangis, sedih dan gembira, suka ria atau berputus asa.
Manusia mengembara di hatinya: pikiran membantunya, maka pikiran harus bekerja sekeras-kerasnya, pikiran bisa perlu ber-revolusi, pikiran tak boleh tidur, pikiran harus lebih cepat dari waktu dan cahaya.
Hati tidak selalu mengerti persis apa yang dikehendakinya. Ia hanya bisa berkiblat ke Tuhannya untuk memperoleh kejernihan dan ketepatan itu, tapi pikiran tidak bisa menerangkan apa-apa tentang Tuhannya. Pikiran mengabdi kepada hatinya, hati selalu bertanya kepada Tuhannya. Di hadapan Tuhan, pikiran adalah kegelapan dan kebodohan. Jika pikiran ingin mencapai Tuhannya, ia menyesuaikan diri dengan hukum dimensi hatinya. Jika tidak, pikiran akan menawarkan kerusakan, keterjebakan dan bumerang.
Jika pikiran hanya mampu mempersembahkan benda-benda kepada hatinya, maka hati akan tercampak ke ruang hampa, dan pikiran sendiri memperlebar jarak dari Tuhannya.
Badan akan lebur ke tanah. Pikiran akan lebur di ruang dan waktu. Hati akan lebur di Tuhan.
Jika derajat hati diturunkan ke tanah, jika tingkat pikiran bersibuk dengan bongkahan logam, maka dalam keniscayaan lebur ke Tuhan - mereka akan hanya siap menjadi onggokan kayu, yang tidak terbakar oleh cinta kasih Tuhan, melainkan oleh api.
Jika hati hanya berpedoman kepada badan, maka ia hanya ketakutan oleh batas usia, oleh mati, oleh kemelaratan, oleh ketidakpunyaan. Jika pikiran hanya mengurusi badan, jika pikiran tak kenal ujung ruang maka ia akan rakus kepada alam, akan membusung dengan keangkuhan, kemudian kaget dan kecewa dengan segala yang dihasilkan.
***
Monday, November 5, 2007
MENURUT KAMU AKU GANTENG GAK YA !?
Bayangkan aja, udah berkali-kali hypertext markup language(HTML) ku utak-atik, sampai pernah berantakan gak karuan tampilannya. Mau dikatain punk juga bukan, gembel ? malah lebih parah. Script atau dokumen html orang pernah kucoba tapi kenyamanannya juga belum kurasakan.
Soal ganteng atau nggaknya blogku, that's all Up to U. lagian kamu juga punya hak untuk memberi comment :D
thanks
Friday, November 2, 2007
kok bisa Jomblo mulu ya
adymoralist
asik ya denger kalimat ini, apalagi sambil ngerumpi
dan lebih asik lagi ketika ngumpul di organisasi
sambil makan kwaci nonton tv ngebahas cie.. cie.. cie...
kadang yang satu gak mau kalah dengan yang lainnya
seola-ola dia punya stock seribu pengalaman(ha ha ha )
taunya apa yang dibagi semua itu rekayasa dari komik sinetron atau pengalaman orang lain(bwahahahaha , dasar pembohong)
tapi gpp yang penting lo dah berbagi, sekurang-kurangnya udah menghibur walau saling mengibuli(tapi jangan lupa diakhir perkumpulan lo kudu minta ma’af , itu hanya dongeng sebelum tidur, ha ha ha
). Supaya tabungan dosa lo kagak bertambah .
kacang rebusssssssssss……… murah meriah 2x , kagak tau kapan habisnya :D, buruan !.
gitu juga dengan kisah keluh kesah kita, bukan keluh sih sebenarnya(Cuma sekedar dongeng penghibur hati kaum adam dan hawa, he he he)
, eps…st jangan munafik ini hasil analisa!, walau belum tentu benar bwahahahaha)
, he he he
, ini Cuma analisa sayang bukan ajang saling menuduh tau…. iigghhhh)
sebenarnya gak usah ngambil pusing soal ini(seola-ola :d) palagi pakai event dijodoh-jodohin dengan cara paksa ha ha ha bukan jamanya(sorry ya' yang merasa , wallahi kgak da maksud apa-apa, gw bingung aja mau ngomong halusnya gimana, namanya ja analisa he he he, ok?! Agree ya?!). nah jadi, kalau U punya hati, ya sampaikan aja, daripada dipendem keburu busuk :d, soal diterima atau kagak, itu urusan belakang, kagak ada perjuangan yang pasti-akan kekalahan dan kemenangannya(kalau itu mah dari dulu gw jg tau, tapi nyali ini ciut rasanya Bung, ha ha ha ha, jangan marah dong Cuma analisa kok
)
Dah... jadikan PR aja dulu besok analisanya diterusin……I-) ,
Thursday, November 1, 2007
Lapangan dada
adymoralist
Sebenarnya apa yang egkau cemburui dariku, karna aku nothing
Sebenarnya aku hanyalah pion yang bisa maju tak bisa mundur
Sebenarnya apa maumu dariku ?!
Ketika keberadaanku selalu menampar senyumanmu
Ketika kebahagianku menyakiti hatimu
Ketika aku tersenyum maka engkau merencanakan dendam
Maka lenyapkanlah namaku dari permukaan bumi ini
Maka sirnakanlah sejarahku dari kehidupan ini
Maka tersenyumlah engkau
Karna kamu bukan musuh bagiku
Karna cintaku hanya kepada pemilikmu
Karna aku telah menyiapkan kelapangan dada seluas lapangan
Segelas juice di pinggir nile
adymoralist
Kamis malam(1/11) dini hari.
Lalu lalang kendaraan yang ikut mewarnai malam
Tawa canda anak muda membahas masa depan
Saling bicara tukar pikiran berbagi rasa
Cengkrama dan tawa genit dua sejoli
Yang menjadi soundtrack kehidupan malam nile
Dengan segelas juice dan kentang goreng
Cukup menemaniku dalam kesunyian
Bulan dan bintang terangi malam kejenuhanku
Seakan alam-semesta merintih menatapku
Harus ada yang kukerjakan agar kehidupanku berjalan wajar
Hidup hanya sekali wahai kawan
Aku tidak mau mati dalam kekosongan
Kejenuhan bukan alasan untuk tidak berbuat
Supaya aku tetap bahagia didalam gerak
Karna ia adalah keterbukaan dan ketulusan
Bukan kejenuhan yang menyakitkan
Bahkan mematikan, apapun bentuknya
RENDRA DALAM MAKNA
Muhammad Ainun Nadjib Rendra yg kami cintai Berpindah rumahnya Dari penglihatan dan pengetahuan Menuju rumah sejati abadi Yg bernama makna, ...
-
adymoralist "Hi bro, kenapa blog lo begitu romantis suasananya , who love U ? , cup cup cup …" Suit suit…Gini sobatku. Pert...
-
Muhammad Ainun Nadjib Rendra yg kami cintai Berpindah rumahnya Dari penglihatan dan pengetahuan Menuju rumah sejati abadi Yg bernama makna, ...