Monday, February 18, 2008

don't let Ur self to be liar

adymoralist

Ya ampun. . . kenapa begitu susahnya engkau mengatakan yang sebenarnya. Dan kenapa mesti berdusta demi mendapatkan pujian yang engkau kira bisa membanggakanmu

Kalaulah itu bukan kamu, bukan karyamu dan bukan jerih payahmu kenapa mesti tidak rela dan ikhlas untuk mengatakan ini dan itu semua adalah milik karya dan jerih payahnya. Apapun. . . itu bentuk kedustaan yang engkau rangkai

Tidak perlu. . . engkau menyisipkan atau memaksa untuk menghadirkan dirimu dan namamu di balik sebuah kebanggaannya itu

Apakah engkau kira itu adalah sebuah kehormatan?! jangankan aku, Jin pun ikut malu dengan kesombonganmu. Tidak perlu engkau berdusta demi menunjukkan seolah-olah engkau adalah agung engkau adalah pahlawan engkau adalah orang yang perlu disanjung dan dipuji

Justru semestinya yang perlu engkau pikirkan dan engkau selesaikan adalah aib dan dusta-dustamu atau bahkan kalau perlu, berterima kasih dan membeli seluruh gosip-gosip atau fitnah-fitnah yang berkeliaran di mulut-mulut sumbernya, agar engkau lebih sadar dan mengenal dirimu yang sebenarnya.

“Ya ampun. . . betapa kerdilnya mental kami,
berbuat seenaknya perut. sungguh buta, hati dan ilmu kami. Ya Allah. . . . Teguhkanlah hati ini agar bersabar dan bersabar dalam derita. Sungguh tidak tega aku, Biarlah seluruhnya kubalas dengan cinta. Ya Allah. . . irhamna jami’an. Ya Allah. . . muhammadkanlah hamba dan Taburkanlah syafa’atnya”


No comments:

RENDRA DALAM MAKNA

Muhammad Ainun Nadjib Rendra yg kami cintai Berpindah rumahnya Dari penglihatan dan pengetahuan Menuju rumah sejati abadi Yg bernama makna, ...