Sunday, October 21, 2007

Woi baby ma'afin ane yee :)

adymoralist

Dalam kehidupan ini tentunya kita pernah mengalami benturan dan gesekan di dalam berkomunikasi baik fisik atau non fisik, dalam skala kecil atau sebaliknya.

Dalam kehidupan bersosial tentunya banyak hubungan antar sesama yang tidak selamanya berjalan dengan apa yang kita harapkan. Dan terkadang apa yang kita anggap baik belum tentu teman atau lawan obrolan kita setuju dengan pemikiran atau pemahaman kita. Bahkan kita menggangap senyum itu tanda setuju atau juga senang dengan apa yang telah ia lihat dan ia rasakan, namun jauh di hatinya yang paling dalam kita belum benar-benar mengerti, apakah ia benar-benar bahagia dan senang. Apakah dia bena-benar ridho ataukah ia terpaksa dengan berbagai macam alasan sehingga ia harus menerimanya.

Di zaman yang serba modern ini. Segala apapun bisa terjadi dan dimanipulasi. Bahkan kita sendiri mungkin belum tentu benar-benar mengerti nilai-nilai kemoderenan itu. Atau mungkin kita sendiri yang membohongi hati akan hakekat nilai itu. Tentu semua ini hatinya jua dan Allah lah yang bener-bener tau.

Biasanya sering terjadi antara karyawan dan bosnya atau apalah istilah lainnya. Tentunya sang Pion manut wae dengan segala keputusan raja, selama itu tidak merusak rumah tangga karyawan dan selama bawahan bisa bertahan hidup dari penghasilan yang diperolehnya.

Sebenarnya, kita paham dan mengerti dan bahkan sangat mengerti dalam setiap gerik dan tingkah laku kita, bahwa apa yang kita lakukan itu bener-bener menyakitkan atau bahkan merugikan orang lain namun sebaliknya, kita belum pasti tau dan mengerti dengan apa yang kita perbuat apakah benar-benar bisa menyenangkaan dan membahagiakan orang lain atau sekurang-kurangnya jujur dengan diri sendiri.

Namun yang terjadi, kita masih senang untuk mengulangi kesalahan yang sama atau bahkan penderitaan saudara kita sendiri adalah kebahagian kita.

Yang aku benar-benar tidak mengerti kenapa kita berma'afan namun jauh didalam hati kita adalah dengki, berburuk sangka dan iri hati kepada orang yang kita peluk mesra dan bersalaman. Apakah ini hanya sekedar sandiwara untuk memperolaeh nobels dari apa yang sering kita sebut dengan harga diri dan image baik orang.

Dalam keseharian kita kebahagian terhadap orang lain kadang sering terselubung dengan kepentingan pribadi. Senyum manis kita hanyalah topeng mesra untuk memperlancar dan memperlicin urusan atau kepentingan perut kita sendiri. Bila ini orientasi silaturahim kita maka jangan harap kemeseraan itu akan memuaskan hatimu.

Begitu juga dengan meminta ma'af, sebenarnya bukanlah hal yang susah kalau hanya sekedar symbolis saja. Berjabat tangan dengan sedikit basa basi dll lah. Tapi sebenarnya yang dibutuhkan adalah komitmen kita untuk siap berubah menjadi lebih baik dengan benar-benar menyadari bahwa kita bener-bener bersalah dan bener-bener memohon
ma'af darinya untuk memperoleh ampunanNya atas segala khilaf yang telah diperbuat.
Juga dengan mema'afkan, belajar ikhlas untuk terus menghilangkan rasa iri hati, dengki, sebel dan kesel atau bahkan dendam akibat perbuatan seeseorang. Dan selalu berpikiran postif tampa terkontaminasi dengan sebuah prasangka buruk

Bila ini kita realisasikan dalam keseharian, maka kefitrian dan kemesraan bersaudara akan terwujudkan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang terpampang bertahun-tahun atau bahkan berabad di dada garuda Indonesia akan segera kita rasakan.

Semoga :)

No comments:

RENDRA DALAM MAKNA

Muhammad Ainun Nadjib Rendra yg kami cintai Berpindah rumahnya Dari penglihatan dan pengetahuan Menuju rumah sejati abadi Yg bernama makna, ...